Indef: Indonesia darurat penyerapan tenaga kerja



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) mencatat, penyerapan tenaga kerja pada tahun lalu mencapai 1,17 juta orang. Namun angka ini turun 216.000 orang atau 15,5% dibanding penyerapan tenaga kerja tahun 2016 yang jumlahnya mencapai 1,39 juta orang.

Peneliti Indef Bhima Yuhistira Adhinegara mengatakan, penurunan itu berarti realisasi investasi yang tumbuh 13,1% sepanjang 2017 lebih banyak masuk ke sektor padat modal dibandingkan padat karya.

Hal tersebut tampak dari porsi investasi PMDN ke sektor jasa yang naik signifikan dari 37,8% pada 2016 menjadi 45,6% pada 2017. Sementara, investasi PMA di sektor jasa porsinya bahkan meloncat dari 26,8% menjadi 40,3% dari total investasi.


Porsi investasi di sektor industri pengolahan atau manufaktur baik PMA maupun PMDN terus merosot dari 54,8% ke 39,7%. Menurutnya, jika investor yang masuk lebih tertarik ke sektor jasa daripada ke industri manufaktur maka penyerapan tenaga kerjanya pasti turun.

"Ini sinyal bagi pemerintah bahwa insentif bagi investor yang masuk ke sektor industri atau padat karya tidak berjalan efektif," kata Bhima, Rabu (31/1).

Begitu juga dengan sektor konstruksi yang sedang dikembangkan melalui proyek infrastruktur belum ampuh menyerap tenaga kerja. "Darurat tenaga kerja, kalau dibiarkan maka daya beli masyarakat bisa turun, ujungnya pertumbuhan ekonomi bisa stagnan di 5%," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini