Indef: Kenaikan Upah Buruh Tidak Sepadan Kenaikan Inflasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peneliti Center of Food, Energi, and Sustainable Development Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dhenny Yuartha mengatakan, kenaikan upah buruh tidak sepadan dengan kenaikan inflasi.

Pasalnya, pada tahun 2021 saja, upah riil hanya naik 0,13% secara tahunan, sedangkan inflasi bahan pangan mengalami kenaikan hingga 3,2% secara tahunan. 

Artinya, ketika upah yang diterima kenaikannya tidak cukup untuk menanggung kenaikan harga-harga pangan secara umum, maka kekayaan riil buruh atau masyarakat miskin rentan tersebut semakin menipis dan bahkan minus.

Baca Juga: Bsu.bpjsketenagakerjaan.go.id Bisa Diakses, Cek Penerima BSU Rp 600 Ribu Lebih Mudah

"Kenaikan upah buruh itu naik hanya nol persen sekian, atau pun paling pol satu atau dua persen, tapi kalau inflasi itu secara tahunan itu bisa meningkat lebih besar daripada kenaikan upah buruh," ujar Dhenny dalam Diskusi Online: BBM Naik, Apa Dampaknya Terhadap Komoditi Lain?," Kamis (15/9).

Dhenny bilang, memang nominal upah yang diberikan akan naik, namun demikian kekayaan riil-nya tidak bisa menopang kenaikan harga-harga yang terjadi sehingga pendapatan masyarakat semakin tergerus.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (2022), beberapa komoditas yang mengalami lonjakan signifikan pada tahun 2021 adalah cabai rawit yang naik 39% dan juga minyak goreng (34%).

Di sisi lain, Dhanny mengatakan bahwa tambahan bantuan sosial sebesar Rp 24,17 triliun yang digelontorkan pemerintah kepada masyarakat masih belum cukup untuk meredam kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tersebut.

"Kalau dikasih Rp 1 juta per bulan selain bermanfaat untuk daya belinya dia, kita juga perlu anggaran sekitar Rp 300 triliun untuk itu. Anggaran itu bisa didapatkan dari alokasi kereta cepat dan semacamnya," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi