INDEF: Kinerja Sektor Pertanian Era Jokowi Terus Merosot



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) mencatat pertumbuhan kinerja sektor pertanian konsisten mengalami penurunan selama satu dekade pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kepala Center of Food, Energy and Sustainable Development, INDEF, Abra Talattov mencatat pertumbuhan sektor pertanian pada Jokowi awal menjabat tercatat sebesar dari 4,24% di tahun 2014, kemudian turun menjadi 3,6% di tahun 2019 dan merosot menjadi 1,3% pada tahun 2023.

"Pertumbuhan sektor petanian era Jokowi dalam 10 tahun terakhir terus merosot dari tahun ke tahun," ujar Abra dalam diskusi daring dipantau Senin (23/9).


Peranan sektor pertanian terhadap PDB juga semakin menyusut dari 13,34% pada tahun 2014 menjadi 12,53% pada tahun 2023.

Lebih detail, Abra mencontohkan kinerja sektor pertanian di jenis tanaman pangan. INDEF mencatat, kontribusi tanaman pangan terhadap PDM kian menyusut dari 3,25% pada tahun 2014 menjadi 2,6% pada tahun 2023. 

Baca Juga: Anggaran Ketahanan Pangan Meningkat, Sektor Pangan Masih Belum Maksimal

Berikutnya, peranan tanaman hortikultura juga mengalami penurunan dari 1,52% di tahun 2014 menjadi 1,37% pada tahun 2023.

Kemudian, performa indeks ketahanan pangan global (GFSI) Indonesia, juga menurun dari sebelumnya peringkat 60 pada tahun 2019 menjadi peringkat 63 pada tahun 2022.

"Tertinggal jauh jika dibanding dengan kawasan ASEAN lain seperti Singapura, Malaysia dan Vietnam terkait peringkat global food security index," ujar Abra.

Abra menegaskan upaya mengenjot sektor pangan perlu dilakukan. Pasalnya sektor ini juga berkaitan dalam menyelesaikan isu kesejahteraan sosial, tingkat kemiskinan hingga masalah ketimpangan.

"Karena tingkat kemiskinan dan ketimpangan paling besar terjadi di pedesaan yang mayoritas usaha masyarakat bersumber dari pertanian," ungkap Abra.

Abra mencatat tingkat kemiskinan di beberapa provinsi bahkan masih berada di atas level nasional yakni 9,36%.

Merangkum sumber Badan Pusat Statistik (BPS), 11 provinsi memiliki tingkat kemiskinan 10 -14,9%. Kemudian, 5 provinsi memiliki tingkat kemiskinan mencapai 15 - 19,9% dan 3 provinsi bahkan memiliki tingkat kemiskinan lebih dari 20%.

"Untuknya membangun sektor pertanian sebenarnya diharapkan bisa mengatasi kemiskinan dan ketimpangan wilayah di pedesaan," pungkasnya.

Selanjutnya: Jokowi Resmikan Smelter Tembaga Amman di NTB Senilai Rp 21 Triliun

Menarik Dibaca: Diperpanjang! Promo CGV September 2024, Buy 1 Get 1 Free Ticket Special Class

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari