Indef: Libur Lebaran terlalu lama bisa bikin PDB susut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Kebijakan pemerintah untuk menambah libur Lebaran menjadi sepuluh hari dinilai pengamat ekonomi dapat mempengaruhi produktivitas masyarakat. Kebijakan libur panjang ini dinilai dapat mempengaruhi penerimaan Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi bisnis perdagangan dan investasi karena bisa mempengaruhi 71% komponen PDB.

"Cuti yang terlalu lama sebenarnya trade off. Di satu sisi, pemerintah ingin mendorong konsumsi masyarakat dan sektor ritel, tapi efek ke industri manufaktur, ekspor dan aktivitas bisnis lain secara umum menurun," jelas Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance ( Indef) Bhima Yudhistira, kepada Kontan, Kamis (19/4).

Bhima merinci, konsumsi rumah tangga memberi kontribusi 56% terhadap PDB. Kemudian, dengan bertambahnya libur dapat meningkatkan belanja dan pengeluaran masyarakat terutama dalam momen libur Lebaran.


Tapi dari sisi lain, pengeluaran ekspor juga memberikan kontribusi kepada PDB sebesar 20%, investasi langsung 32% kemudian impor 19%. Sehingga bila ditotal, kerugian dari libur Lebaran yang terlalu panjang bisa pengaruhi 71% komponen PDB.

Asal tahu saja, penambahan cuti Lebaran merupakan hasil keputusan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani dalam penandatanganan SKB tiga Menteri yang memutuskan libur Lebaran akan berlangsung sepuluh hari, dari tanggal 11-20 Juni 2018.

Alasannya adalah untuk mengurangi kepadatan lintas akibat mudik yang dilakukan oleh masyarakat dan pegawai negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie