JAKARTA. Langkah pemerintah untuk membatasi investasi asing di dalam negeri dinilai positif oleh berbagai kalangan. Dengan adanya pembatasan investasi di beberapa sektor utamanya yang berkaitan dengan hajat hidup masyarakat maka hal tersebut telah tepat dilakukan. Direktur Institute Development of Economics dan Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, selama ini pemerintah dinilai terlalu liberal dalam membuka investasi bagi swasta terhadap sektor strategis. Dengan minimnya peran pemerintah tersebut, maka potensi terjadinya monopoli di kalangan pengusaha menjadi semakin besar. Oleh karena itu, kondisi tersebut akan merugikan masyarakat dan mengganggu keseimbangan dari pemerintah. Enny bilang, dengan diaturnya investasi swasta yang masuk di sektor strategis tersebut maka kedisiplinan dalam berusaha menjadi meningkat. "Ini fungsi aturan, justru tidak mengganggu tapi akan membuat kedisiplinan dalam aktivitas ekonomi," kata Enny, Rabu (25/3). Di sektor tambang misalnya, Enny mengatakan dampak dari kebijakan pelarangan ekspor produk barang mentah tersebut sementara dan jangka pendek. Sementara untuk jangka menengah dan panjang hasil positif akan terlihat. Bagi Enny, kepastian hukum dan konsistensi pemerintah sangat dibutuhkan. Jangan sampai, terjadi perbedaan antara di atas kertas dengan realitas di lapangan. "Selama ini banyak investasi yang ragu karena kekhawatiran dari pemerintah yang tidak konsisten," ujar Enny. Dengan adanya pengaturan pembatasan investasi ini, menurut Enny hal tersebut juga tidak menutup rapat bagi swasta untuk masuk. Bagi Enny, swasta tetap akan masuk selama yang diinvestasikan menguntungkan. Bahkan investor lokal pun menurut Enny siap untuk menanamkan modalnya asalkan konsistensi kebijakan diimplementasikan. "Memang harus diyakinkan untuk urusan prioritas dan strategis. Semua negara akan lakukan itu," kata Enny. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Indef nilai pembatasan investasi asing sudah tepat
JAKARTA. Langkah pemerintah untuk membatasi investasi asing di dalam negeri dinilai positif oleh berbagai kalangan. Dengan adanya pembatasan investasi di beberapa sektor utamanya yang berkaitan dengan hajat hidup masyarakat maka hal tersebut telah tepat dilakukan. Direktur Institute Development of Economics dan Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, selama ini pemerintah dinilai terlalu liberal dalam membuka investasi bagi swasta terhadap sektor strategis. Dengan minimnya peran pemerintah tersebut, maka potensi terjadinya monopoli di kalangan pengusaha menjadi semakin besar. Oleh karena itu, kondisi tersebut akan merugikan masyarakat dan mengganggu keseimbangan dari pemerintah. Enny bilang, dengan diaturnya investasi swasta yang masuk di sektor strategis tersebut maka kedisiplinan dalam berusaha menjadi meningkat. "Ini fungsi aturan, justru tidak mengganggu tapi akan membuat kedisiplinan dalam aktivitas ekonomi," kata Enny, Rabu (25/3). Di sektor tambang misalnya, Enny mengatakan dampak dari kebijakan pelarangan ekspor produk barang mentah tersebut sementara dan jangka pendek. Sementara untuk jangka menengah dan panjang hasil positif akan terlihat. Bagi Enny, kepastian hukum dan konsistensi pemerintah sangat dibutuhkan. Jangan sampai, terjadi perbedaan antara di atas kertas dengan realitas di lapangan. "Selama ini banyak investasi yang ragu karena kekhawatiran dari pemerintah yang tidak konsisten," ujar Enny. Dengan adanya pengaturan pembatasan investasi ini, menurut Enny hal tersebut juga tidak menutup rapat bagi swasta untuk masuk. Bagi Enny, swasta tetap akan masuk selama yang diinvestasikan menguntungkan. Bahkan investor lokal pun menurut Enny siap untuk menanamkan modalnya asalkan konsistensi kebijakan diimplementasikan. "Memang harus diyakinkan untuk urusan prioritas dan strategis. Semua negara akan lakukan itu," kata Enny. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News