KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pro dan kontra perluasan insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil berkapasitas mesin 1.500-2.500 cc terus berlanjut. Beberapa pihak mengkritisi keputusan pemerintah yang memberikan kebijakan insentif pajak PPnBM terhadap mobil bermesin 2.500 cc seperti yang diterima mobil 1.500 cc sebelumnya. Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan kebijakan relaksasi untuk mobil 1.500 cc saja sudah tidak tepat, apalagi perluasan ke mobil bermesin lebih besar. "Hanya menambah kemacetan dan polusi," ujar dia dalam keterangannya, Jumat (26/3). Selain itu, dia menuturkan, tanpa ada insentif, pasar mobil domestik rata-rata tumbuh 5% per tahun dalam kondisi normal. PPnBM 0% mobil 1.500-2.500 cc juga tidak akan berpengaruh terhadap pergerakan pasar. Sebab, kontribusi segmen ini terhadap total penjualan sangat rendah.
Indef: Pasar mobil tetap tumbuh tanpa perluasan relaksasi PPnBM
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pro dan kontra perluasan insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil berkapasitas mesin 1.500-2.500 cc terus berlanjut. Beberapa pihak mengkritisi keputusan pemerintah yang memberikan kebijakan insentif pajak PPnBM terhadap mobil bermesin 2.500 cc seperti yang diterima mobil 1.500 cc sebelumnya. Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan kebijakan relaksasi untuk mobil 1.500 cc saja sudah tidak tepat, apalagi perluasan ke mobil bermesin lebih besar. "Hanya menambah kemacetan dan polusi," ujar dia dalam keterangannya, Jumat (26/3). Selain itu, dia menuturkan, tanpa ada insentif, pasar mobil domestik rata-rata tumbuh 5% per tahun dalam kondisi normal. PPnBM 0% mobil 1.500-2.500 cc juga tidak akan berpengaruh terhadap pergerakan pasar. Sebab, kontribusi segmen ini terhadap total penjualan sangat rendah.