KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Tahun lalu, Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi sebeasr 5,17%. Meskipun tumbuh, tetapi Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Nawir Messi mengatakan seharusnya pertumbuhan ekonomi diikuti dengan kualitas, dimana seharusnya pertumbuhan ekonomi tersebut diiringi dengan tumbuhnya lapangan kerja baru. Nawir berpendapat, penciptaan lapangan kerja baru dengan pertumbuhan ekonomi saat ini relatif masih lemah. Karena itu, menurut Nawir, seharusnya pemerintah mendorong sektor-sektor yang bisa menumbuhkan lapangan kerja baru dan fokus pada industri yang padat karya. "Sekarang situasinya terbalik, yang tumbuh justru industri IT yang justru tidak perlu banyak orang," tutur Nawir, Kamis (7/2). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, di 2018 laju pertumbuhan berdasarkan lapangan usaha paling tinggi merupakan kontribusi dari jasa perusahaan yang tumbuh 8,64%, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, serta informasi dan komunikasi sebesar 7,04%.
Indef: Pemerintah harus mendorong industri padat karya
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Tahun lalu, Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi sebeasr 5,17%. Meskipun tumbuh, tetapi Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Nawir Messi mengatakan seharusnya pertumbuhan ekonomi diikuti dengan kualitas, dimana seharusnya pertumbuhan ekonomi tersebut diiringi dengan tumbuhnya lapangan kerja baru. Nawir berpendapat, penciptaan lapangan kerja baru dengan pertumbuhan ekonomi saat ini relatif masih lemah. Karena itu, menurut Nawir, seharusnya pemerintah mendorong sektor-sektor yang bisa menumbuhkan lapangan kerja baru dan fokus pada industri yang padat karya. "Sekarang situasinya terbalik, yang tumbuh justru industri IT yang justru tidak perlu banyak orang," tutur Nawir, Kamis (7/2). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, di 2018 laju pertumbuhan berdasarkan lapangan usaha paling tinggi merupakan kontribusi dari jasa perusahaan yang tumbuh 8,64%, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, serta informasi dan komunikasi sebesar 7,04%.