Indef: Proyek infrastruktur energi dan logistik paling mengundang investor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, sejumlah proyek infrastruktur akan diresmikan pada awal tahun 2019. Pernyataan ini yang dilontarkan saat acara Kompas 100 CEO Forum November lalu ini menitikberatkan pada proyek infrastruktur jalan tol.

Setidaknya ada tiga ruas jalan tol yang dapat membantu transportasi logistik. Pertama tol Merak- Banyuwangi akan selesai akhir 2019.

Kedua, tol Trans Sumatera Bakauheni-Terbanggi Besar yang sepanjang 148 kilometer (km) juga akan diresmikan Desember ini. Lalu untuk Bakauheni-Palembang sepanjang 350 km diusahakan April 2019 selesai.


“Infrastruktur memang harus dipercepat, tetapi kita harus mencermatin apakah hal tersebut berdampak terhadap kebutuhan investasi,” kata Direktur Eksekutif, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eni Sri Hartati kepada Kontan.co.id, Selasa (4/12).

Menurutnya, percepatan proyek jalan tol seharusnya bukan menjadi fokus utama pemerintah. Sejatinya, proyek infrastruktur energi dan logistik adalah yang paling mengundang sentimen investor.

Infrastruktur energi yang dimaksud adalah pembangunan yang langsung berdampak terhadap bisnis, yakni energi dan logistik. Karena dua komponen itu yang paling menentukan daya saing atau tingkat efisiensi kegiatan-kegiatan ekonomi. Tetapi, diperlukan sinergisitas antar institusi pemerintah dalam melaksanakanya.

Dalam kasus ini, ia memberikan contoh program hilirisasi pemerintah yang akan diwajibkan bagi PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Seharusnya program ini tidak hanya dibebankan kepada PTPN saja. Bagi PTPN yang merupakan produsen kelapa sawit dan karet jangan terlalu banyak mengekspor barang mentah, seperti komoditas.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendukung kebutuhan energinya. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun akses jalan distribusi.

Katanya, meskipun pelabuhan Kuala Tanjung sedang dalam pengerjaan, tetapi pemerintah seperti tidak memfokuskannya. Terbukti sampai saat ini belum beroperasi.

Logistik Indonesia masih yang termahal untuk ASEAN. Atau proporsi logistik Indonesia bisa lebih mahal dari 25% harga logistik umum.

Sama halnya dengan bidang energi, pelabuhan tentu menjadi infrastruktur penting logistik. Jika hal itu bisa teratasi akan berdampak pada menurunnya risiko bisnis. Dengan begitu investor akan memandang Indonesia sebagai negara yang prospektif untuk investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto