KONTAN.CO.ID - KONTAN.CO.ID -JAKARTA. JAKARTA.Kinerja saham-saham
consumer goods atau barang konsumer cenderung lesu sejak awal tahun. Per Jumat (6/12) Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat indeks barang konsumer terkoreksi 20,01%. Penurunan ini paling besar dibandingkan indeks lainnya. Analis Bina Artha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menjelaskan, salah satu faktor pemberatnya adalah kinerja saham emiten rokok.
Baca Juga: Liga Saham Big Cap sepekan: HMSP naik tertinggi, GGRM masuk lagi "Secara indeks sektor konsumer justru mengalami kelesuan tahun ini karena memang yang paling besar itu (penurunan) didorong oleh kelamahan pada sektor rokok," tutur Nafan kepada Kontan, Jumat (6/12). Berdasar data dari
RTI Business, secara
year to date (ytd) saham-saham rokok mengalami penurunan. Sebut saja, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mengalami penurunan 43,94% dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 36,86%. Di samping saham rokok yang terkoreksi, saham barang konsumer yan lain masih mencatatkan pertumbuhan, seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) mengalami kenaikan 9,33%, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) naik 7,38%, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) naik 3,29%. Meski indeks barang konsumer lesu, Nafan melihat sektor barang konsumer masih menarik bagi investor. Barang konsumsi telah memiliki kepercayaan yang kuat dari masyarakat, sehingga kedepannya saham sektor ini masih menarik untuk dikoleksi.
Baca Juga: Analis memproyeksi IHSG tahun depan bisa menyentuh level 6.750 "Beli saja ya menurut saya (Saham). Akumulasi beli terhadap saham-saham tersebut. Tadi juga ada potensi aktif terhadap profiling. Di sisi lain dari data makro ekonomi pun menunjukkan bahwa indeks keyakinan konsumen hasilnya diatas ekspektasi ya," jelas Nafan lagi. Adapun Nafan merekomendasikan buy UNVR dengan target harga Rp 47.625, buy MYOR Rp 2.220, buy INDF Rp 8.525,buy GGRM Rp 65.500, dan buy HMSP Rp 2570. Sementara itu, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus pada awalnya memproyeksikan sektor barang konsumsi akan mengalami kenaikan tahun ini karena momen Pemilihan Umum (Pemilu). Sayangnya, gelaran pemilu kemarin tidak dapat menjadi momentum penguatan saham barang konsumsi.
" Ternyata gelaran Pemilu yang terjadi kemarin tidak sepenuhnya berjalan dengan baik, alhasil kita kehilangan momentum tersebut," papar Nico pada Kontan, Jumat (6/12). Walaupun mengalami penurunan, menurut Nico, saham sektor barang konsumsi masih tergolong prospektif untuk jangka pendek. Dengan catatan, situasi dan kondisi mendukung seperti inflasi yang rendah.
Baca Juga: Sambut window dressing, simak proyeksi IHSG untuk Senin besok (9/12) "Tergantung melihat situasi dan kondisi serta durasi investasi. Kalau tujuannya jangka panjang, ketimbang konsumsi lebih baik pilih saham perbankan atau infrastruktur. Apabila situasi dan kondisi mendukung untuk transaksi jangka waktu pendek, saham sektor konsumsi merupakan pilihan yang tepat," tutup Nico. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini