KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan pada mata uang rupiah masih berat. Tekanan ini terutama berasal dari penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang merata terhadap mata uang lain secara global. Selasa (27/9) malam, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia masih menguat ke rekor tertinggi baru dalam 20 tahun terakhir di 114,32. Indeks dolar kembali menguat ketika indeks keyakinan konsumen AS dan penjualan rumah baru mengalahkan prediksi.
Sementara kurs rupiah di pasar spot kemarin menguat 0,04% ke Rp 15.124 per dolar AS. Tapi, kurs rupiah Jisdor justru melemah 0,24% ke posisi Rp 15.155 per dolar AS.
Baca Juga: Pelemahan Rupiah Menjadi Katalis Negatif bagi Saham Emiten Dengan Utang Dolar AS Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan bahwa penguatan rupiah di pasar spot seiring dengan kembalinya sentimen
risk on, meningkatkan permintaan pada aset dan mata uang berisiko. "Saya melihat dolar AS sudah agak
overbought dan rentan koreksi, dengan pelaku pasar akan cenderung
wait and see menantikan lebih banyak data terutama data inflasi PCE AS Jumat ini," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (27/9).
Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Menguat Tipis 0,04% ke Rp 15.124 Per Dolar AS, Selasa (27/9) Lukman memperkirakan nilai tukar rupiah masih melemah walau terbatas. Dia melihat, dolar AS terkoreksi dari level tertinggi oleh kembalinya minat risiko global. Namun masih ada tekanan pada obligasi domestik, terutama obligasi pemerintah oleh ekspektasi suku bunga yang akan meningkat. Lukman memperkirakan kurs rupiah akan bergerak pada rentang Rp 15.050 per dolar AS-Rp 15.175 per dolar AS pada Rabu (27/9).
Baca Juga: Rupiah Spot Terus Tertekan ke Rp 15.156 Per Dolar AS di Tengah Hari Ini (27/9) Sementara Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa dampak penguatan dolar AS di pasar keuangan Asia mulai pudar. Hal ini terefleksi dari beberapa mata uang Asia seperti dolar Singapura dan rupee India. Sehingga Josua memperkirakan kurs rupiah berpotensi menguat terbatas esok hari seiring dengan sentimen yang mulai berkurang. "Data dari AS, seperti keyakinan konsumen dan juga pesanan barang tahan lama diperkirakan berdampak terbatas pada nilai tukar rupiah esok hari," ujar dia. Josua memperkirakan kurs rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp 15.075 per dolar AS-Rp 15.150 per dolar AS pada Rabu (28/9). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati