Indeks Dolar Menguat Setelah Suku Bunga AS Naik, Begini Prediksi Rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks dolar melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis (16/6). Indeks yang mencerminkan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia naik ke 105,29 pada pukul 15.40 WIB.

Indeks dolar ini menguat dari penutupan perdagangan kemarin 105,16. Meski menguat, indeks dolar masih lebih rendah ketimbang posisi Selasa (14/6) lalu pada 105,52 yang merupakan level tertinggi tahun ini. Sementara nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,16% ke Rp 14.768 per dolar AS.

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan dengan kebijakan dan sikap dari Federal Reserve terkini, nilai tukar dolar diperkirakan masih akan terus menguat terhadap seluruh mata uang di dunia. Tadi malam, bank sentral AS Federal Reserve menaikkan suku bunga Fed Funds Rate 75 basis points (bps) yang merupakan kenaikan tertinggi sejak 1994, untuk menahan laju inflasi. 


Baca Juga: IHSG Naik 0,62% ke 7.050 Hingga Akhir Perdagangan Kamis (16/6)

"Rupiah berpotensi menyentuh dan melewati Rp 15.000. Walau saya melihat rupiah masih diuntungkan oleh ekspor dan surplus yang solid di tengah commodity supercycle," ucap Lukman kepada Kontan.co.id, Kamis (16/6). Lukman mengatakan Indeks dolar masih berpotensi menguat paling tidak hingga akhir tahun.

"Suku bunga yang tinggi mendukung dolar, begitupun juga ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan akan lebih rendah dan kemungkinan resesi di AS dan Eropa akan semakin memicu demand pada safe haven dolar AS," ujar Lukman. 

Lukman mengatakan rupiah masih akan lebih bertahan ketimbang mata uang lainnya selama masih surplus neraca dari harga komoditas ekspor yang tinggi. Dia melihat, belum mendesak untuk Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga. 

Baca Juga: Rupiah Spot Kembali Ditutup Melemah ke Rp 14.768 Per Dolar AS Pada Hari Ini (16/6)

"Tapi kenaikan inflasi akan sangat susah dibendung dan BI perlu menaikkannya pada beberapa bulan ke depan dan idealnya mencapai 5% di akhir tahun," kata Lukman. Saat ini, BI 7 day reverse repo rate berada di 3,50%. 

Lukman menyampaikan posisi rupiah masih cukup bagus, mengingat BI belum menaikkan suku bunga sama sekali. Secara year to date (ytd), rupiah hanya melemah sekitar 3.5% terhadap dolar, jauh lebih rendah dari penurunan pada mata uang utama lainnya.

Lukman memproyeksikan rupiah berpotensi menyentuh Rp 15.000 per dolar AS pada kuartal ketiga dan Rp 15.300 pada kuartal keempat 2022. Sedangkan indeks dolar bisa mencapai 110 dengan potensi penurunan terbatas ke 102.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati