Indeks Dolar Menyentuh Level Terendah Tujuh Bulan Terakhir, Ini Penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks dolar Amerika Serikat (AS) sempat menyentuh posisi terendah dalam tujuh bulan terakhir, yakni di 102,68 pada Selasa (10/1). Namun, di akhir perdagangan, indeks dolar AS ditutup di level 103,07.

Akan tetapi, dibandingkan dengan posisi tertingginya di 114,75 dalam tujuh bulan terakhir, indeks dolar AS saat ini tercatat merosot 10,18%. Hal ini menunjukkan bahwa dolar AS cenderung melemah terhadap mata uang lainnya.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, penurunan yang terjadi pada indeks dolar AS belakangan ini didorong oleh ekspektasi terkait kenaikan suku bunga acuan The Fed yang tidak akan terlalu agresif. Ekspektasi tersebut menurunkan tekanan eksternal sehingga membuka peluang penguatan pada major currencies, termasuk rupiah.


Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, penguatan tersebut terefleksi dari rupiah yang kembali berada di bawah level Rp 15.600 per dolar AS saat ini. Pada pekan lalu, kurs rupiah masih berada di atas level Rp 15.600 per dolar AS.

Baca Juga: Melemah Hari Ini, Berikut Prediksi Rupiah Rabu (11/1)

Reny menilai penurunan indeks dolar AS juga didukung oleh proyeksi inflasi AS yang makin mengecil sehingga mengurangi tekanan di pasar uang. Inflasi AS diperkirakan menurun ke kisaran 6,5% year on year (YoY) pada Desember 2022, dari realisasi November 2022 yang sebesar 7,1% yoy.

Meskipun begitu, menurutnya, indeks dolar AS masih punya peluang untuk kembali meningkat di tengah ketidakpastian global. "Jika ketidakpastian semakin tinggi, pelaku pasar akan kembali masuk ke dolar AS sebagai safe haven currency sehingga indeks dolar akan kembali meningkat," kata Reny saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (10/1).

Sutopo juga menilai, penurunan indeks dolar AS hanya bersifat sementara. "Ini hanya merupakan bagian dari gelombang koreksi dari tren naik mayornya dan penurunan ini ada batasnya," ucap dia.

Baca Juga: Rupiah Diproyeksi Melemah pada Rabu (11/1), Ini Sentimen yang Mempengaruhinya

Sutopo memprediksi, indeks dolar AS berpotensi turun ke level 100, tetapi  berpeluang naik kembali ke 109 pada tahun ini. Sementara hingga akhir kuartal pertama 2023, Reny memprediksi indeks dolar AS bisa naik ke 105 dengan batas penurunan di level 100.

Di saat indeks dolar AS menurun, biasanya terdapat penguatan di beberapa mata uang utama, seperti euro, yen Jepang (JPY), poundsterling Inggris (GBP), dolar Kanada (CAD), krona Swedia (SEK), dan franc Swiss (CHF). Menurut Reny, dengan potensi resesi ekonomi yang lebih rendah dibanding negara-negara maju, mata uang negara-negara berkembang juga masih menarik minat investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati