HONG KONG. Siang ini (23/7), pasar saham emerging market mencatatkan kenaikan. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 12.36 waktu Hong Kong, indeks MSCI Emerging Market naik 1,1% menjadi 964,19. Ini merupakan level tertinggi indeks dalam enam pekan terakhir.Sektor teknologi mencatatkan kenaikan terbesar dalam indeks MSCI Emerging Market, dengan lonjakan 2,1%. Saham-saham berkapitalisasi besar mengerek indeks acuan emerging market. Salah satunya adalah saham ZTE Corp yang mencatatkan kenaikan terbesar sejak 2008 lalu di Hong Kong setelah membukukan lonjakan laba. Lalu, ada saham CSR Corp dan China Railway Construction Corp yang reli lebih dari 6%.Adapun faktor yang mempengaruhi bursa emerging market adalah spekulasi investor bahwa pemerintah China akan mengerek anggaran belanjanya untuk mempertahankan pertumbuhan 7%. "Pernyataan Li memberikan jaminan kepada investor bahwa tidak ada kejutan negatif dari China. Hal ini menyebabkan investor berani membeli saham, khususnya di China," jelas Alvin Pattisahusiwa, director of investment PT Manulife Aset Manajemen Indonesia kepada Bloomberg. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Indeks emerging melaju ke posisi tertinggi 6 pekan
HONG KONG. Siang ini (23/7), pasar saham emerging market mencatatkan kenaikan. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 12.36 waktu Hong Kong, indeks MSCI Emerging Market naik 1,1% menjadi 964,19. Ini merupakan level tertinggi indeks dalam enam pekan terakhir.Sektor teknologi mencatatkan kenaikan terbesar dalam indeks MSCI Emerging Market, dengan lonjakan 2,1%. Saham-saham berkapitalisasi besar mengerek indeks acuan emerging market. Salah satunya adalah saham ZTE Corp yang mencatatkan kenaikan terbesar sejak 2008 lalu di Hong Kong setelah membukukan lonjakan laba. Lalu, ada saham CSR Corp dan China Railway Construction Corp yang reli lebih dari 6%.Adapun faktor yang mempengaruhi bursa emerging market adalah spekulasi investor bahwa pemerintah China akan mengerek anggaran belanjanya untuk mempertahankan pertumbuhan 7%. "Pernyataan Li memberikan jaminan kepada investor bahwa tidak ada kejutan negatif dari China. Hal ini menyebabkan investor berani membeli saham, khususnya di China," jelas Alvin Pattisahusiwa, director of investment PT Manulife Aset Manajemen Indonesia kepada Bloomberg. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News