Indeks fluktuatif, sejumlah IPO terancam mundur



JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang fluktuatif sejak akhir Mei lalu, berdampak pada rencana sejumlah perusahaan yang berniat menggelar initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Beberapa perusahaan memilih untuk menunggu hingga kondisi pasar kembali membaik. Salah satunya adalah PT Royal Chemie Indonesia. Perusahaan yang bergerak di sektor kimia ini akhirnya memilih untuk menunda rencana go public mereka. "Kami akan melihat keadaan pasar dulu. Jadi memang kemungkinan besar ditunda," kata Direktur CIMB Securities I Wayan Gemuh Kertaraharja. Sekadar mengingatkan, Royal Chemei menargetkan mampu meraup dana segar lebih dari Rp 1 triliun dari penawaran umum saham perdana tersebut. Padahal saat ini, dokumen IPO Royal Chemie sudah berada di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Sekadar informasi, Royal Chemie memang menunjuk CIMB Securities dan Bahana Securities sebagai penjamin emisi. Lebih lanjut I Wayan menjelaskan, jika kondisi pasar belum juga membaik hingga akhir bulan ini, Royal Chemie akan kembali mengajukan dokumen IPO. Hal tesebut dilakukan karena dokumen IPO kali ini menggunakan buku Desember 2011. Penundaan memang menjadi alternatif terakhir Royal Chemei, mengingat kondisi pasar saham global yang memerah turut menyeret pergerakan IHSG. Apalagi, rencananya, IPO tersebut tidak hanya untuk ditawarkan untuk pasar domestik, tapi juga pasar luar negeri. "Kalau kondisi global seperti ini ya sulit. Jadi kami lihat dulu lah," ungkap I Wayan. Selain Royal Chemei, kabarnya, terdapat satu perusahaan lagi yang juga memilih menunda pelaksanaan IPO, yaitu PT Toba Bara Sejahtera. Seperti diberitakan sebelumnya, Toba Bara berharap mendapatkan dana segara mencapai US$ 150 juta. Perusahaan batubara ini telah menunjuk Morgan Stanley Asia Indonesia, CLSA Indonesia dan Mandiri Sekuritas selaku penjamin emisi. Masih ada yang optimistis Meski demikian, masih ada pula sejumlah perusahaan yang optimistis untuk menggelar IPO. Di antaranya adalah PT Trisula Internasional. Direktur Utama Sinarmas Sekuritas Kokaryadi Chandra, selaku penjamin emisi Trisula, mengungkapkan, pada saat pergerakan IHSG sedang turun, itu merupakan waktu yang tepat bagi investor lokal untuk masuk.

Trisula sendiri memang mengincar investor lokal, baik institusi maupun retail, dalam IPO-nya. Adapun target dana yang hendak dicapai sebesar Rp 90 miliar. Perusahaan aparel ini akan menerbitkan 300 juta saham baru di harga kisaran Rp 250 hingga Rp 300 per saham. "Kami tetap yakin karena secara fundamental perusahaan ini sangat bagus. Selain itu, sektor ini cenderung tidak terkena krisis dan selalu bertumbuh. Apalagi harga yang ditawarkan mencerminkan PE 8 hingga 10 kali," kata Kokaryadi. Selain Trisula, ada juga PT Kobexindo Tractor dan PT Supra Boga Lestari yang sudah lebih dulu melakukan penawaran awal. Kedua perusahaan siap mencatatkan diri di papan BEI pada bulan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie