JAKARTA. Pemerintah terpaksa harus menelan ludah dengan tetap melakukan suspend terhadap perdagangan efek di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini (10/10). Kondisi bursa global dan regional tampaknya membuat pemerintah menjadi gentar untuk memutuskan membuka suspend pasar.Indeks Dow Jones pada penutupan perdagangan tanggal 9 Oktober 2008 lalu tercatat longsor di posisi 8.579,19 atau mengalami penurunan sebesar 7,33% dibandingkan hari sebelumnya. S&P 500 Index juga mengalami penurunan yang dalam sebesar 7,62% hingga berada di posisi 909,92.Tidak hanya bursa di Amerika Serikat, bursa di kawasan Eropa pun mengalami nasib yang kurang menguntungkan. Menurut catatan Bloomberg, hingga pukul 18:46 WIB, indeks DJ Euro Stock di Eropa mengalami penurunan hingga 9,35% hingga berada di posisi 2.383,22. Nasib malang serupa juga dialami indeks FTSE 100 Index yang harus berada di posisi 4.009,11 atau minus 7,06 dari perdagangan hari sebelumnya.Kawasan Asia pun tidak luput terkena getahnya. Indeks Nikkei 225 tersungkur di posisi 8.276,43 atau terkoreksi sebesar 9,62%. Sementara Hang Seng Index turun sebesar 7,19% dan berada di level 14.796,87.Minyak dunia tampaknya terus mengalami tekanan seiring sentimen pelemahan ekonomi global. Minyak jenis light sweet di perdagangan New York Mercantile Exchange (NYMEX) tercatat sudah mencapai level terendah pada tahun ini di posisi US$ 82,81 per barel.Angka ini mengalami penurunan sebesar 3,78% dibandingkan hari sebelumnya. Hal yang sangat ironis bila mengenang harga minyak yang sempat berada di level tertinggi tahun ini di posisi US$ 146,43 pada bulan Juli 2008 lalu.Walhasil, nilai tukar rupiah pun ikur terseret sentimen negatif. Hingga penutupan pasar hari ini, mata uang garuda pun harus rela mengalami pelemahan sebesar 2,55% hingga berada di level Rp 9.865 per dolar Amerika Serikat (AS).Kepala Riset Sarijaya Sekuritas, Danny Eugene mengatakan dampak Subprime mortgage sudah menyentuh sektor riil di AS. "General Motor dinilai memiliki out look yang buruk, padahal dia adalah ikon industri di Amerika," tegas Danny. Bukan suatu hal yang mustahil, perusahaan di sektor riil akan mengalami kebangkrutan dan terpaksa harus tutup di tahun 2009.Senin, indeks kemungkinan dibukaMengenai belum dibukanya perdagangan di lantai bursa hari ini, Danny mengatakan ini adalah hal yang tidak bisa terelakkan. "Keputusan yang terbaik diantara yang terburuk," ujarnya. Bila melihat dari sisi teknikal, Danny memandang masih akan ada tekanan penurunan.Namun lain halnya dengan Satrio Utomo, Equity Capital Market Strategist Trimegah Securities. Ia emoh berkomentar mengenai keputusan pemerintah tersebut. Namun ia memprediksi indeks di Amerika masih akan terus mengalami tekanan jual."Support saya, Dow Jones dalam waktu dekat ini ada di posisi 7.500," tegas Satrio. Tetapi Satrio punya cerita menarik tentang sejarah kejatuhan indeks di Amerika. Pada tahun 1987, indeks di Negeri Paman Sam itu juga pernah mengalami penurunan yang sangat dalam yaitu sekitar 37%.Jadi sebenarnya kejatuhan indeks yang sedemikian dalam bukanlah barang baru bagi indeks di AS. Ia memprediksi titik terendah indeks di AS akan berlangsung pada satu hingga dua minggu kedepan. Sementara terpilihnya Presiden AS yang baru pada bulan November nanti, bisa merupakan satu obat penawar bagi kepercayaan investor.PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kemungkinan baru akan membuka suspend terhadap perdagangan pasar pada Senin depan (13/10). Masih diberlakukannya suspend kemarin menurut Erry Firmansyah, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia karena mendapat masukan dari pasar. "Mereka menyarankan agar pembukaan bursa ditunda dulu, karena masih banyak yang harus di evaluasi," tegas Erry.Pemberhentian bursa menurutnya bukan semata-semata untuk melindungi indeks saja, melainkan juga untuk melindungi ekonomi nasional.
Indeks Global Terjun Bebas, Suspend Perdagangan Efek Urung dibuka
JAKARTA. Pemerintah terpaksa harus menelan ludah dengan tetap melakukan suspend terhadap perdagangan efek di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini (10/10). Kondisi bursa global dan regional tampaknya membuat pemerintah menjadi gentar untuk memutuskan membuka suspend pasar.Indeks Dow Jones pada penutupan perdagangan tanggal 9 Oktober 2008 lalu tercatat longsor di posisi 8.579,19 atau mengalami penurunan sebesar 7,33% dibandingkan hari sebelumnya. S&P 500 Index juga mengalami penurunan yang dalam sebesar 7,62% hingga berada di posisi 909,92.Tidak hanya bursa di Amerika Serikat, bursa di kawasan Eropa pun mengalami nasib yang kurang menguntungkan. Menurut catatan Bloomberg, hingga pukul 18:46 WIB, indeks DJ Euro Stock di Eropa mengalami penurunan hingga 9,35% hingga berada di posisi 2.383,22. Nasib malang serupa juga dialami indeks FTSE 100 Index yang harus berada di posisi 4.009,11 atau minus 7,06 dari perdagangan hari sebelumnya.Kawasan Asia pun tidak luput terkena getahnya. Indeks Nikkei 225 tersungkur di posisi 8.276,43 atau terkoreksi sebesar 9,62%. Sementara Hang Seng Index turun sebesar 7,19% dan berada di level 14.796,87.Minyak dunia tampaknya terus mengalami tekanan seiring sentimen pelemahan ekonomi global. Minyak jenis light sweet di perdagangan New York Mercantile Exchange (NYMEX) tercatat sudah mencapai level terendah pada tahun ini di posisi US$ 82,81 per barel.Angka ini mengalami penurunan sebesar 3,78% dibandingkan hari sebelumnya. Hal yang sangat ironis bila mengenang harga minyak yang sempat berada di level tertinggi tahun ini di posisi US$ 146,43 pada bulan Juli 2008 lalu.Walhasil, nilai tukar rupiah pun ikur terseret sentimen negatif. Hingga penutupan pasar hari ini, mata uang garuda pun harus rela mengalami pelemahan sebesar 2,55% hingga berada di level Rp 9.865 per dolar Amerika Serikat (AS).Kepala Riset Sarijaya Sekuritas, Danny Eugene mengatakan dampak Subprime mortgage sudah menyentuh sektor riil di AS. "General Motor dinilai memiliki out look yang buruk, padahal dia adalah ikon industri di Amerika," tegas Danny. Bukan suatu hal yang mustahil, perusahaan di sektor riil akan mengalami kebangkrutan dan terpaksa harus tutup di tahun 2009.Senin, indeks kemungkinan dibukaMengenai belum dibukanya perdagangan di lantai bursa hari ini, Danny mengatakan ini adalah hal yang tidak bisa terelakkan. "Keputusan yang terbaik diantara yang terburuk," ujarnya. Bila melihat dari sisi teknikal, Danny memandang masih akan ada tekanan penurunan.Namun lain halnya dengan Satrio Utomo, Equity Capital Market Strategist Trimegah Securities. Ia emoh berkomentar mengenai keputusan pemerintah tersebut. Namun ia memprediksi indeks di Amerika masih akan terus mengalami tekanan jual."Support saya, Dow Jones dalam waktu dekat ini ada di posisi 7.500," tegas Satrio. Tetapi Satrio punya cerita menarik tentang sejarah kejatuhan indeks di Amerika. Pada tahun 1987, indeks di Negeri Paman Sam itu juga pernah mengalami penurunan yang sangat dalam yaitu sekitar 37%.Jadi sebenarnya kejatuhan indeks yang sedemikian dalam bukanlah barang baru bagi indeks di AS. Ia memprediksi titik terendah indeks di AS akan berlangsung pada satu hingga dua minggu kedepan. Sementara terpilihnya Presiden AS yang baru pada bulan November nanti, bisa merupakan satu obat penawar bagi kepercayaan investor.PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kemungkinan baru akan membuka suspend terhadap perdagangan pasar pada Senin depan (13/10). Masih diberlakukannya suspend kemarin menurut Erry Firmansyah, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia karena mendapat masukan dari pasar. "Mereka menyarankan agar pembukaan bursa ditunda dulu, karena masih banyak yang harus di evaluasi," tegas Erry.Pemberhentian bursa menurutnya bukan semata-semata untuk melindungi indeks saja, melainkan juga untuk melindungi ekonomi nasional.