Indeks keyakinan konsumen naik bisa picu inflasi



JAKARTA. Jelang memasuki masa pergantian tahun 2013-2014, Indeks Kepercayaan Konsumen diperkirakan akan semakin membaik.

Hal itu disebabkan pada tahun 2014 merupakan tahun Pemulihan Umum (Pemilu). Menurut survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI), pada bulan November 2013 lalu terlihat tingkat konsumsi masyarakat semakin membaik.

Hal itu ditunjukkan dengan meningkatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 4,8 poin dari bulan sebelumnya menjadi 114,3 poin.


Kenaikan pada bulan November ini bahkan lebih tinggi jika dibandingkan kenaikan IKK pada bulan Oktober dari September 2013 yang hanya sebesar 2,4 poin saja. Adapun survei tersebut dilakukan BI pada masyarakat di sejumlah kota di Indonesia.

Selain karena Pemilu, membaiknya IKK ini juga didorong oleh menmbaiknya kondisi ekonomi. Hal itu membuat jumlah lapangan kerja yang tersedia dinilai bertambah.

Menurut BI, indeks ketersediaan lapangan kerja apada bulan November sebesar 90,2 poin, naik sebesar 3,4 poin dari bulan sebelumnya.

Ekonom danareksa Institut Purbaya Yudhi Sadewa menilai survei tersebut memang tidak bisa menjadi petokan utama untuk mengkur perekonomian Indonesia.  

Mendorong harga naik

Menurutnya, daya beli masyarakat yang ditunjukan melalui survei ini mungkin hanya sesaat menjelang Natal saja. Hal yang sama terjadi ketika menjelang bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri. “Setelah itu, mungkin akan kembali,” ujar Purbaya.

Membaiknya keyakinan konsumen juga ditunjukkan oleh meningkatnya daya beli masyarakat menjelang tahun baru 2014 dan hari raya Natal.

Sebab, menjelang Natal banyak masyarakat yang membeli berbagai barang yang tahan lama sebagai persediaan. Nah, kenaikan IKK dan indeks ketersediaan lapangan kerja ini telah menyebabkan pula Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini ikut terangkat menjadi 107,2, atau naik 1,9 poin dari bulan sebelumnya.

Meski demikian, hasil survey yang dilakukan BI juga menunjukkan, bahwa meningkatnya daya beli masyarakat dan IKK akan mendorong tekanan pada harga kebutuhan barang.

Padahal, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan November lalu nilai inflasi sebetulnya lebih rendah dari bulan Oktober yang hanya sebesar 0,12%.

Adapun menurut BI, kenaikan barang diperkirakan terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.

Kenaikan harga diperkirakan akan semakin tinggi menjelang berlangsungnya masa Pemilu. Sebab, semakin tinggi tingkat konsumsi masyarakat artinya permintaan terhadap sejumlah barang naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan