KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Kompas100 resmi kedatangan delapan penghuni baru, Selasa (1/8). Adapun kedelapan saham itu berasal dari beberapa sektor yang berbeda, mulai dari keuangan hingga komoditas. Ada saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (
BDMN), PT Global Digital Niaga Tbk (
BELI), PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (
JKON), PT Multi medika Internasional Tbk (
MMIX) dan PT MNC Digital Entertainment Tbk (
MSIN). Dari sektor kesehatan, ada saham PT Jayamas Medica Industri Tbk (
OMED) yang masuk ke indeks Kompas100. Lalu ada saham PT Paninvest Tbk (
PNIN) dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (
SSMS).
Baca Juga: Emiten Sudah Merilis Kinerja, Bursa Saham Masih Kurang Bertenaga, Tunggu Apa? Kedelapan saham itu menggeser saham PT Pacific Strategic Financial Tbk (
APIC), PT Bank MNC Internasional Tbk (
BABP), PT Allo Bank Indonesia Tbk (
BBHI) dan PT Indo Pureco Pratama Tbk (
IPPE). Selain itu saham PT Multipolar Tbk (
MLPL), PT Sumber Global Energy Tbk (
SGER), PT TBS Energi Utama Tbk (
TOBA) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (
WSKT) juga harus terdepak dari indeks ini. Dengan komposisi terbaru, Indeks Kompas100 ditutup koreksi 0,44% pada perdagangan Selasa (1/8). Sepanjang tahun berjalan indeks ini masih menguat 1,64%. Jika dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG), laju indeks Kompas100 masih lebih unggul. Adapun sepanjang 2023 ini, IHSG baru menguat 0,52%.
Baca Juga: Simak Daftar Lengkap Saham IDX30 Periode Agustus 2023-Januari 2024 Senior Research Analyst Reliance Sekuritas Lukman Hakim memproyeksikan langkah indeks Kompas100 masih berpotensi melaju di semester kedua ini seiringan dengan kehadiran penghuni baru. "Dengan dikeluarkan delapan saham yang kurang punya prospek menarik, maka indeks Kompas100 di semester kedua ini dapat memberikan kinerja yang lebih baik," ujar dia saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (1/8). Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menyampaikan sentimen perbaikan data makroekonomi dan domestik yang kondusif diharapkan akan mendukung kenaikan IHSG dan Kompas100. Dia bilang bobot terbesar di Kompas100 berasal dari sektor perbankan besar. Ini yang akan menjadi motor pergerakan indeks untuk paruh kedua tahun ini karena masih punya prospek yang menarik.
Baca Juga: Empat Saham Jadi Penghuni Baru IDX80 Periode Agustus 2023-Januari 2024 Rekomendasi Saham
Lebih lanjut, dari ke delapan penghuni anyar itu, para analis masih menjagokan sektor perbankan. Pertimbangannya sektor bank masih diselimuti oleh berbagai sentimen positif. Lukman menyebut sektor perbankan masih menarik lantaran pertumbuhan kredit di Indonesia masih berpotensi bertumbuh di tengah rezim suku bunga tinggi. "Jika melihat Inflasi yang tengah melandai, pasar berpotensi lebih kondusif di semester kedua ini. Ini akan membuka opsi bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga," tutur dia. Dari kedelapan pendapat baru Lukman menjagokan BDMN dengan target
resistance di Rp 3.400. Di sisi lain, secara valuasi BDMN masih tergolong
undervalue dengan PBV di 0,62 kali.
Baca Juga: Berlaku Mulai Hari Ini, Catat Saham LQ45 Terbaru Periode Agustus 2023-Januari2024 Secara fundamental, BMND berhasil membukukan Laba Bersih Setelah Pajak (NPAT) konsolidasi sebesar Rp 1,5 triliun pada semester I 2023.
Net Interest Margin (NIM) BMDN meningkat 35 basis poin (bps). Selain saham Bank Danamon, Lukman menyebut pelaku pasar juga bisa mencermati MMIX dan PNIN dengan masing-masing target
resistance di level Rp 340 dan Rp 1.300. Sementara, Arjun menjagokan BDMN karena secara valuasi masih menarik alias
undervalued. Ditambah, ekspansi yang dilakukan MUFG melalui BDMN bakal memberikan dorongan bagi Bank Danamon.
Baca Juga: IHSG Hari Ini Ditutup di Zona Merah, Simak Proyeksi Untuk Rabu (2/8) Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta secara teknikal merekomendasikan
hold BDMN karena dalam kondisi
bearish dengan target harga di Rp 2.940.
Dia juga menyematkan rekomendasi
hold JKON karena diproyeksikan bakal uji
support di Rp 104. Rekomendasi
hold juga disematkan pada MMIX dengan target di Rp 216. Kemudian secara jangka pendek, Nafan menjelaskan PNIN dalam alam fase
bearish consolidation dengan menguji
support di Rp 1.085. Untuk itu dia merekomendasikan
hold PNIN. "Terakhir pergerakan harga saham SSMS berada dalam fase
bearish consolidation. Rekomendasi
hold dengan target harga di Rp 1.235," pungkas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati