Indeks konsumen Thailand disandera krisis politik



BANGKOK. Krisis politik yang berkepanjangan di Thailand membuat indeks kepercayaan konsumen di negara tersebut turun. Indeks konsumen bulanan di Thailand sudah mencatat penurunan ke-10  di bulan Januari 2014 lalu.

Kesimpulan ini merupakan hasil survei yang diumumkan hari ini, Kamis (6/2). Survei dilakukan oleh University of the Thai Chamber of Commerce (UTCC). Hasilnya, indeks konsumen di Thailand turun menjadi 71,5 di Januari , level terendah sejak November 2011.

Pada Desember 2013 lalu, indeks konsumen di Thailand memiliki skor 73,4. "Orang-orang sangat prihatin tentang masa depan mereka," kata Thanavath Phonvichai, profesor ekonomi di UTCC. Namun, ia menjelaskan, ekonomi Thailand belum terpuruk.


Namun begitu, pernyataan dari UTCC bilang, "kemungkinan ekonomi turun lebih dalam akhir kuartal kedua, karena ekonomi sedang melambat dan tidak ada tanda-tanda pemulihan,” jelas pernyataan itu.

Perlu diketahui, Thailand belakangan ini mengalami krisis politik karena adanya aksi protes yang ingin menggulingkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Masa demonstran anti pemerintah itu bahkan memblokir jalanan di Bangkok dan memaksa kementerian menutup layanannya.

Pada Minggu lalu, (2/2), Thailand sudah menggelar pemilihan umum. Namun, demonstran berhasil mengganggu proses pemilihan di seperlima lokasi.

Indeks kepercayaan konsumen di Thailand terus merosot sejak April  lalu. Mulanya karena perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik, namun masalah kian panjang setelah kekacauan politik ikut melanda.

Editor: Asnil Amri