Indeks LQ45 Loyo, Ini Saham Murah yang Menarik untuk Dikoleksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan indeks likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni LQ45 masih tertekan. Per Selasa (24/10), indeks LQ45 sudah anjlok 3,01%. 

Penurunan indeks LQ45 ini jauh lebih buruk dibandingkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sepanjang 2023 berjalan, IHSG telah terkoreksi 0,64%. 

Martha Christina, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas menuturkan IHSG masih mendapat dorongan dari penguatan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).


Namun BREN dan AMMN bukan anggota indeks LQ45. Seperti diketahui, kedua emiten itu merupakan pendatang baru di bursa saham dalam negeri. 

AMMN resmi melantai di BEI pada 27 Juni 2023 dengan harga Initial Public Offering (IPO) di Rp 1.695. Sejak listing hingga Senin (24/10), AMMN sudah melambung 279,05% ke Rp 6.415.

Sementara BREN baru listing di BEI pada 9 Oktober 2023 dengan harga IPO Rp 780 per saham. Hingga akhir perdagangan, harga saham Grup Barito ini parkir di level Rp 3.800. 

Baca Juga: IHSG Menguat 0,96% ke 6.806 Pada Selasa (24/10), TBIG, UNVR, BRIS Top Gainers LQ45

"Secara umum, penekan indeks di seputar ekonomi global, seperti kenaikan suku bunga, pelemahan nilai tukar dan konflik antara Israel dan Hamas," kata Martha kepada Kontan, Senin (24/10). 

Head of Mega Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menambahkan tekanan pada LQ45 sejalan dengan aksi investor asing yang melakukan net sell. 

Adapun investor asing mencatatkan jual bersih atau net sell sebesar Rp 9,43 triliun per Selasa (24/10). Pasalnya, asing kebanyakan menjual saham-saham penghuni LQ45. 

"Konstituen LQ45 memiliki likuiditas yang tinggi sehingga memudahkan dana besar untuk bertransaksi," kata Cheril. 

Dia menuturkan saat ini ada berbagai sentimen yang mendorong investor asing untuk mengalihkan dananya ke negara maju karena risiko yang lebih rendah. 

Meski laju indeks LQ45 masih mengalami tekanan. Namun Cheril menilai masih ada peluang untuk melakukan akumulasi pada saham-saham konstituen indeks LQ45. 

"Justru dengan koreksi yang terjadi, menjadi kesempatan membeli saham-saham dengan harga serta valuasi murah," jelas Cheril. 

Saham Pilihan dari LQ45

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menuturkan anggota LQ45 punya fundamental dan prospek bisnis yang menarik.  

Apalagi perbankan saat ini tengah mengalami penurunan, Nico menyebut hal ini merupakan kesempatan untuk melakukan akumulasi beli di tengah koreksi yang melanda. 

"Kami masih suka dengan saham saham seperti, BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, AMRT, ASII,EXCL, ICBP, INDF dan TLKM," kata Nico. 

Martha menyarankan bagi investor pemula, cukup berinvestasi pada empat saham dari sektor yang berbeda. Bisa kombinasi yang siklikal dan defensif. 

"Lalu berinvestasi secara teratur dan tetap melakukan diversifikasi di berbagai kelas aset," lanjutnya. 

Baca Juga: Analis Rekomendasi Beli, Harga Saham Blue Chip Ini Sedang Turun Parah

Saham pilihannya jatuh pada BMRI dengan target harga Rp 6.300, ASII di target Rp 7.500, TLKM dengan target harga Rp 4.350 dan ICBP di Rp 13.000 per saham. 

Sementara Cheril menyarankan untuk menyusun portofolio anggota LQ45 dari sektor yang sedang unggul atau bertumbuh, seperti energi, ritel dan konsumen primer serta perbankan yang bersifat defensif. 

Saham pilihannya jatuh pada MEDC karena secara valuasi PER paling murah dibanding peers. Dalam hitungannya target harga MEDC ada di Rp 1.650 dengan stop loss di Rp 1.400. 

Top picks Cheril juga jatuh pada ITMG dengan target harga di Rp 29.900 dan stop loss di Rp 27.00, ACES di target harga Rp 900 dan stop loss Rp 800 per saham serta INDF target harga Rp 7.100 dan stop loss Rp 6.500. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi