KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks LQ45 masih memerah mengikuti arah Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) sepanjang tahun berjalan ini. Namun pergerakan tekanan lebih besar dirasakan oleh konstituen Indeks LQ45 masih sangat besar. Hal tersebut tercermin pergerakan Indeks LQ45 yang sudah anjlok 5,71% sejak awal tahun atau
year to date (YtD) per Kamis (25/5). Ini lebih parah dibandingkan IHSG yang sudah terkoreksi 1,62% sejak awal tahun ke level 7.155,29. Senior Investment Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mencermati secara teknikal, pergerakan Indeks LQ45 memang lebih
bearish dibandingkan IHSG karena penurunan
big banks. "Bukan hanya sentimen global dan domestik, tetapi sentimen mikro seperti pertumbuhan
bottom line yang hanya tumbuh tipis seperti
BBRI," jelas dia saat dihubungi Kontan, Kamis (25/4).
Baca Juga: IHSG Melemah 0,27% ke 7.155 Pada Kamis (25/4), UNVR, ICBP, ESSA Jadi Top Gainers LQ45 Selain itu, sentimen juga datang dari eksternal terutama potensi era suku bunga tinggi yang akan berlangsung lama. Ini berkaitan dengan kenaikan harga komoditas yang bisa berimbas pada lonjakan inflasi. Apalagi menjelang bulan Mei, istilah Sell in May and Go Away sudah mulai terdengar. Nafan memproyeksikan Indeks LQ45 masih akan kembali tertekan dan memerah pada Mei 2024. "Namun bulan Mei bagus untuk investor untuk melakukan
averaging down untuk saham-saham
big caps, seperti perbankan KBMI 4 yang punya fundamental kuat," ucap dia. Dari penghuni Indeks LQ45, Nafan menilai investor dapat mencermati
BBCA dan
BMRI. Investor juga dapat memanfaatkan koreksi pada BBRI untuk melakukan akumulasi. Berikutnya untuk sektor tambang, investor dapat mencermati
PTBA,
PGAS,
ANTM,
ADRO dan
MEDC. Kemudian untuk sektor konsumer, saham
INDF dan
ICBP juga bisa dicermati.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menimpali
rebalancing konstituen indeks LQ45 juga bisa menjadi sentimen tambahan bagi indeks paling likuid di Bursa Indonesia Efek beberapa hari terakhir.
Dia merekomendasikan BBCA dan BMRI dengan rekomendasi
hold. Kemudian
trading buy BBRI dengan target di Rp 5.600 dan
trading buy BMRI dengan target harga di Rp 5.675. Head of Research Mega Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menambahkan investor juga dapat mencermati saham-saham LQ45 yang berkaitan dengan logam dasar karena lonjakan harga komoditas ini. "Seperti
MDKA,
MBMA dan
AMMN karena harga komoditasnya sedang menguat. Investor bisa beli dengan target harga di kisaran 10%–15% dan stop loss di rentang 3%–5%," jelasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari