Indeks LQ45 turun, berikut saham yang dinilai masih menarik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejalan dengan laju penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam satu bulan terakhir hingga 4,39%, saham-saham penghuni indeks LQ45 juga rata-rata turun. 

Berdasarkan data Bloomberg, hanya ada delapan saham yang memberikan imbal hasil positif yaitu PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Kemudian saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Medco Energi Tbk (MEDC), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). 

Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr menjelaskan penurunan indeks dirasakan sebagai imbas sentimen global seperti fokus pada potensi taper tantrum, yield obligasi Amerika Serikat (AS) yang masih tinggi, kasus kenaikan angka Covid-19 dan lockdown di beberapa negara Asia. "Selain itu di Mei tahun ini sedikit hari perdagangannya sehingga waktu untuk catch up lagi juga sedikit," kata Zamzami, Jumat (21/5). 


Di tengah kondisi tersebut, Zamzami melihat saham di sektor telekomunikasi seperti TLKM dan EXCL masih menarik karena keduanya sudah sangat laggard dan diperdagangkan di bawah rata-rata multiple. Konsensus juga menilai potensi kenaikan keduanya masih menarik. Dus Zamzami menetapkan target harga TLKM Rp 4.310 per saham dan EXCL Rp 3.130 per saham. 

Baca Juga: IHSG melorot 2,78% dalam sepekan hingga Jumat (21/5)

Di sisi lain, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih menarik meski return sepanjang Mei 2021 tercatat masing-masing turun 2,3% dan 6,08%. Alasannya, fundamental keduantya masih cukup baik dan masih memiliki potensi kenaikan harga yang besar. "Meski memang di tengah tekanan indeks, perlu mengatur timing juga untuk masuk di harga yang tetap, atau cicil beli," ujar dia. 

Untuk Juni 2021, Zamzami melihat masih ada beberapa sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan pasar yaitu  perkembangan angka penularan Covid-19 yang mereda atau justru naik lagi. Kemudian pasar juga akan memperhatikan FOMC bank sentral AS mengenai potensi taper tantrum. Selain itu juga data makro ekonomi di Indonesia yang bakal memberikan sinyal seberapa kuat pertumbuhan di kuartal kedua 2021. 

Baca Juga: Saham-saham lapis bawah jadi top gainers sepanjang Mei 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati