BEIJING. Perekonomian Negeri Panda menunjukkan perlambatan pertumbuhan. Salah satu buktinya, data pemerintah China menunjukkan, China's Purchasing Managers' Index berada di level 49,8 pada bulan September. Sebagai perbandingan, nilai tengah ekonom yang disurvei Bloomberg menunjukkan angka 50,1. Sementara, hasil survei yang dilakukan pihak swasta memperlihatkan, indeks manufaktur China mencatatkan kontraksi selama 11 bulan berturut-turut. Data yang dirilis HSBC Holdings Plc dan Markit Economics menunjukkan, indeks manufaktur China berada pada level 47,9 pada September dari sebelumnya 47.,6 pada Agustus. Sedangkan tingkat ekspor mengalami penurunan tercepat dalam 42 bulan terakhir. Berdasarkan data tanggal 29 September, aktivitas pembelian dalam manufaktur juga turun selama lima bulan berturut-turut. "Penurunan permintaan eksternal dan internal memberatkan pergerakan indeks manufaktur China. Pulihnya permintaan eksternal harus datang dari AS, Jepang, dan Eropa. Namun, hal itu sulit terealisir dalam jangka pendek. Sedangkan permintaan internal tergantung pada kebijakan pemerintah," jelas Glenn Maguire, principal consultant Asia Sentry Advisory Pty. Kondisi ini semakin menekan pemerintah China untuk menerapkan kebijakan agresif dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Indeks manufaktur China kontraksi selama 11 bulan
BEIJING. Perekonomian Negeri Panda menunjukkan perlambatan pertumbuhan. Salah satu buktinya, data pemerintah China menunjukkan, China's Purchasing Managers' Index berada di level 49,8 pada bulan September. Sebagai perbandingan, nilai tengah ekonom yang disurvei Bloomberg menunjukkan angka 50,1. Sementara, hasil survei yang dilakukan pihak swasta memperlihatkan, indeks manufaktur China mencatatkan kontraksi selama 11 bulan berturut-turut. Data yang dirilis HSBC Holdings Plc dan Markit Economics menunjukkan, indeks manufaktur China berada pada level 47,9 pada September dari sebelumnya 47.,6 pada Agustus. Sedangkan tingkat ekspor mengalami penurunan tercepat dalam 42 bulan terakhir. Berdasarkan data tanggal 29 September, aktivitas pembelian dalam manufaktur juga turun selama lima bulan berturut-turut. "Penurunan permintaan eksternal dan internal memberatkan pergerakan indeks manufaktur China. Pulihnya permintaan eksternal harus datang dari AS, Jepang, dan Eropa. Namun, hal itu sulit terealisir dalam jangka pendek. Sedangkan permintaan internal tergantung pada kebijakan pemerintah," jelas Glenn Maguire, principal consultant Asia Sentry Advisory Pty. Kondisi ini semakin menekan pemerintah China untuk menerapkan kebijakan agresif dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi.