Indeks Manufaktur Global tertekan perang dagang di Desember 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Indeks manufaktur global yang dirilis JP Morgan Chase & Co dan IHS Markit alias The JP Morgan Global Manufacturing PMI kembali mencatat penurunan di pengujung 2018. Indeks manufaktur global tercatat di level terendah sejak September 2016, seiring dengan tren perdagangan internasional yang masih lemah akibat perang dagang.

Berdasarkan keterangan pers yang dirilis JP Morgan, Rabu (2/1), indeks manufaktur global pada Desember 2018 berada pada level 51,5, turun dari posisi indeks sebelumnya yaitu 52,0 pada November 2018. Secara rata-rata, indeks manufaktur global sepanjang kuartal-IV 2018 hanya mencapai 51,8.Terendah sejak kuartal-III 2016.

“Survei PMI Desember mengisyaratkan bahwa sektor manufaktur global berakhir lemah di 2018. Pertumbuhan output tetap rendah, laju kenaikan pesanan baru dan lowongan pekerjaan melambat, serta arus perdagangan internasional memburuk," ujar Direktur Koordinasi Ekonomi Global JP Morgan David Hensley.


Prospek ke depan, lanjut David, juga tetap relatif loyo. Sebab, kepercayaan bisnis juga turun ke level terendah dalam sejarah. Tingkat ekspansi produksi manufaktur global pada Desember masih mendekati level terendah dalam kurun 28 bulan yang dicapai Oktober 2018.

Pertumbuhan pesanan baru (new order) juga terlemah sejak Agustus 2016 dengan level indeks 51,3, sedangkan bisnis ekspor baru (new export business) melambat selama empat bulan berturut-turut dengan level indeks 49,6. Hal ini diiringi laju penciptaan lapangan kerja yang merosot ke level terendah selama lebih dari dua tahun pada level indeks 51,1, serta tingkat optimisme di antara perusahaan yang paling lemah.

Sektor Manufaktur Negara Maju

Meski hampir seluruh negara mencetak penurunan indeks di sepanjang Desember, JP Morgan mencatat kinerja sektor manufaktur di negara maju melampaui negara-negara berkembang. Sejumlah negara Eropa, Jepang, Britania Raya, India, Brazil, dan Australia masih mencapai indeks di atas level 50,0 yang menunjukkan sektor manufaktur negara tersebut masih ekspansif. Sementara, negara seperti China, Prancis, Italia, Taiwan, dan Korea Selatan meraih indeks di bawah 50,0. Di Amerika Serikat (AS), perang dagang yang dipantik Presiden Donald Trump terbukti turut memukul kinerja sektor manufaktur negara tersebut. Bloomberg, Kamis (2/1), mencatat, lima indeks manufaktur regional The Federal Reserve merosot di Desember untuk pertama kalinya sejak jatuh serentak pada Mei 2016 lalu. Indeks manufaktur Amerika lainnya yang dijadwalkan rilis hari ini, juga diproyeksikan turun ke level terendah dalam kurun delapan bulan. Ketegangan perdagangan antara AS dan China melukai permintaan di berbagai pusat manufaktur dan ekonomi Asia maupun Eropa yang berorientasi ekspor, termasuk Jerman. Tak heran, Oktober lalu IMF bahkan telah memotong proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2018 dan 2019 menjadi hanya 3,7% per tahun akibat ketidakpastian perdagangan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli