Pada penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin (4/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada angka 2.227,68. Ini berarti, indeks terkoreksi 21,07 poin alias 0,94% dibanding penutupan pada Jumat akhir pekan lalu . Maraknya aksi jual saham hari ini masih dipicu oleh harga komoditas dunia yang masih terus melemah, dan belum menunjukkan tanda-tanda akan segera naik. Kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang juga masih layu, membuat sentimen negatif terus menggelayuti bursa. Dari dalam negeri, sentimen datang dari eskpektasi pasar akan kembali naiknya suku bunga acuan alias BI rate. Tingginya inflasi bulan Juli lalu, membuat para pelaku pasar yakin, Bank Indonesia (BI) yang akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada besok hari (Rabu 5/8) akan kembali menaikkan BI rate, paling tidak sebesar 0,25% atau 25 basis poin, untuk meredam lonjakan inflasi. Isu kenaikan BI rate dan tren pelemahan harga komoditas itu, menurut para analis masih akan terus membayangi transaksi perdagangan saham pada besok hari. Di tengah tekanan hawa negatif dan minimnya kabar baik itu, pada investor kemungkinan besar akan terus terdorong menjual saham untuk merealisasikan keuntungan."Posisi saham-saham unggulan yang menjadi penopang indeks rawan terkoreksi karena investor melakukan aksi profit taking," tandas Analis Trimegah Securities, T. Heldy Arifin, "Jadi indeks besok hari cenderung tertekan."
Indeks Melemah Lagi di Awal pekan
Pada penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin (4/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada angka 2.227,68. Ini berarti, indeks terkoreksi 21,07 poin alias 0,94% dibanding penutupan pada Jumat akhir pekan lalu . Maraknya aksi jual saham hari ini masih dipicu oleh harga komoditas dunia yang masih terus melemah, dan belum menunjukkan tanda-tanda akan segera naik. Kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang juga masih layu, membuat sentimen negatif terus menggelayuti bursa. Dari dalam negeri, sentimen datang dari eskpektasi pasar akan kembali naiknya suku bunga acuan alias BI rate. Tingginya inflasi bulan Juli lalu, membuat para pelaku pasar yakin, Bank Indonesia (BI) yang akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada besok hari (Rabu 5/8) akan kembali menaikkan BI rate, paling tidak sebesar 0,25% atau 25 basis poin, untuk meredam lonjakan inflasi. Isu kenaikan BI rate dan tren pelemahan harga komoditas itu, menurut para analis masih akan terus membayangi transaksi perdagangan saham pada besok hari. Di tengah tekanan hawa negatif dan minimnya kabar baik itu, pada investor kemungkinan besar akan terus terdorong menjual saham untuk merealisasikan keuntungan."Posisi saham-saham unggulan yang menjadi penopang indeks rawan terkoreksi karena investor melakukan aksi profit taking," tandas Analis Trimegah Securities, T. Heldy Arifin, "Jadi indeks besok hari cenderung tertekan."