Indeks MSCI dirombak ulang, begini rekomendasi saham dari analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Morgan Stanley Capital International (MSCI) atau MSCI Inc merombak saham-saham Indonesia yang menjadi anggota indeks rancangannya. Indonesia masuk ke dalam beberapa indeks saham MSCI, di antaranya adalah MSCI Global Standard Indexes dan MSCI Small Cap Indexes. MSCI mengincar saham-saham Indonesia yang likuid dan diminati investor untuk menjadi anggota indeks tersebut.

Untuk MSCI Global Standard Indexes, MSCI memasukkan PT Barito Pacific Tbk (BRPT, anggota indeks Kompas100) dan mengeluarkan PT Tower Bersama Infrastucture Tbk (TBIG, anggota indeks Kompas100) dari anggota indeks tersebut. 

Kemudian, dalam MSCI Small Cap Indexes, MSCI memasukkan PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE), PT Bank BTPN Tbk (BTPN, anggota indeks Kompas100), PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU), PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS, anggota indeks Kompas100), dan TBIG.


Sebaliknya, MSCI mengeliminasi PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP, anggota indeks Kompas100) dari indeks yang beranggotakan emiten dengan kapitalisasi pasar kecil tersebut. Perombakan ini diumumkan pada Senin (14/5) dan akan berlaku sejak penutupan perdagangan saham pada 28 Mei 2019.

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, perombakan indeks ini akan membawa sentimen positif kepada emiten yang ditambahkan ke dalam indeks tersebut. Sebaliknya, bagi emiten yang ditendang justru akan menjadi sentimen negatif.

Akan tetapi, menurut dia, investor harus berhati-hati karena berita positif ini biasanya dijadikan kesempatan oleh sebagian pelaku pasar untuk menjual saham tersebut. 

“Karena harganya sudah tinggi. Jadi, kesempatan untuk jual mumpung ada yang lagi beli,” kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (14/5). Dengan begitu, investor punya kesempatan untuk mengambil keuntungan terlebih dahulu.

Alhasil, pada perdagangan Selasa (14/5), tidak semua saham yang masuk indeks MSCI menghijau. Saham BPRT misalnya, turun 5,01% ke level 3.790 dan mencapai harga terendah di level 3.400. Penurunan harga juga terjadi pada saham DMAS sebesar 0,80% menjadi 248 dan TBIG sebesar 9,19% ke level 3.260.

Akan tetapi, ada beberapa saham yang sejalan dengan berita positif ini. Mereka adalah FIRE dan TAMU. Menurut Sukarno, kedua saham ini mengalami kenaikan harga karena posisi bid (beli) yang tipis. 

“Jadi, kalau investor mau jual dalam jumlah banyak, harganya justru akan turun,” kata dia. Pada perdagangan Selasa (14/5), harga saham TAMU naik 0,21% ke level 4.690 dan saham naik 19,71% ke level 8.200.

Sementara itu, menurut Analis Panin Sekuritas William Hartanto, penurunan harga saham BRPT, DMAS, dan TBIG hanya bersifat sementara karena adanya sentimen dari perombakan indeks. Pada saat rebalancing mulai diberlakukan, saham yang masuk ke dalam indeks akan menguat kembali. 

Oleh karena itu ia merekomendasikan buy untuk semua saham yang masuk ke dalam indeks MSCI. “Investor bisa manfaatkan sentimen MSCI ini,” ucap dia.

Dalam jangka panjang, ia menargetkan harga saham BRPT bisa mencapai level 4.200, FIRE 9.000. BTPN 4.000, TAMU 5.000, DMAS 400, dan TBIG 4.000. 

Sementara itu, Sukarno hanya merekomendasikan buy untuk DMAS dengan target harga hingga akhir tahun di level 290. Kemudian, ia juga merekomendasikan sell untuk saham TBIG dengan target harga 2.900.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi