JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat cepat dan terus mencetak rekor baru di awal tahun ini. Kemarin, indeks bahkan sudah menggapai level 4.716,42, atau naik 9,26% dari akhir 2012 lalu. Menurut para analis, kondisi ini tak lepas dari aliran dana asing yang masuk ke pasar saham yang memang cukup besar. Hingga Rabu (27/2), nilai beli bersih (net buy) asing di pasar saham mencapai Rp 14,87 triliun. Sejak Januari 2013, IHSG tercatat 18 kali membukukan rekor tertinggi dan mayoritas terjadi pada Februari sebanyak 14 kali.
Felix Sindhunata, Direktur Henan Putihrai Aset Manajemen, dan Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia sepakat, banjir dana asing membuat IHSG masih akan bertahan di tren bullish. "Kalau buble, indikator dana asing justru keluar. Sekarang justru kebalikannya," kata Felix. Dia menyebut, fundamental Indonesia yang cukup positif membuat asing memburu saham di Indonesia. Apalagi menjelang laporan keuangan beberapa emiten yang akan dirilis dalam pekan ini, Satrio melihat, asing mulai mengambil momentum beli. Analis Mega Capital Indonesia, Fadlillah Qudsi menambahkan, peluang IHSG menguat masih akan terjadi sampai Maret nanti, saat musim laporan keuangan berakhir. Namun, kata dia, IHSG akan mengalami fase koreksi dan sideways pada bulan Mei - Juli. Dia menargetkan, IHSG bisa ke posisi 4.780 hingga April dan akan mengalami koreksi setelah itu. Mega Capital menargetkan sampai akhir tahun IHSG di 4.910. Akibat IHSG yang naik cepat, price earning ratio (PER) IHSG saat ini sudah cukup mahal, sebesar 16 - 18 kali. Namun, Felix bilang, investor tak usah takut masuk ke pasar saham. Asal investor cerdik memilih saham yang tepat.
Felix menyarankan investor mencermati saham properti, perbankan, industri dasar dan perdagangan. Dia melihat, sektor tersebut masih cukup positif dan bisa membawa IHSG ke level 5.000 di akhir tahun nanti. Kepala Riset KSK Financial Group, David Cornelis menimpali, investor jangan membeli saham yang harganya sudah naik 20% dari target fundamental para analis. Sebab, bisa mengurangi keuntungan yang bisa diraih. "Investor juga bisa merealisasikan keuntungan jika sudah merasa khawatir dengan kenaikan IHSG," ujar dia. Adapun Fadlillah merekomendasikan saham lapis dua yang masih berpotensi naik, seperti AISA dan MYOR. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana