Indeks Negeri Ginseng pun Ikut Ambrol 6,6%



SEOUL. Sepertinya, pergerakan bursa regional tak bisa terlepas dari sentimen negatif bursa global. Hal ini pula yang terjadi pada bursa perdagangan Korea Selatan (Korsel). Pada pukul 14.03 waktu lokal, indeks saham acuan di Negeri Ginseng ini ambrol 6,6% dan berada pada level 1.059,25. Itu artinya, sepanjang minggu ini, Kospi sudah terjun bebas 21%, terutama setelah Standard & Poor bilang bahwa pihaknya akan menurunkan peringkat lima bank terbesar Korsel. Kondisi bursa juga sempat mencekam, ketika transaksi perdagangan pada Kosdaq Index di suspend selama 30 menit setelah mengalami penurunan lebih dari 10%. Beberapa perusahaan yang nilai sahamnya anjlok tajam lebih dari 8% adalah Woori Finance Holdings Co dan Samsung Electronics Co. Sebenarnya, pemerintah Negeri Ginseng ini sudah berupaya keras untuk memperbaiki kondisi perekonomian negaranya. Misalnya saja, untuk menambah likuiditas pada sistem Finansial di Korsel, hari ini, bank sentral Korsel mengatakan akan menambah dana tambahan yang ditujukan untuk bisnis kecil. Sementara itu, National Pension Service akan membeli obligasi domestik tahun ini senilai 8 triliun won atau US$ 5,6 miliar. Namun, upaya-upaya itu belum membuahkan hasil sesuai harapan. “Saat ini pasar sudah tidak peduli mengenai apa yang pemerintah janjikan karena mereka tidak lagi percaya. Pemerintah bertindak sangat lambat dan bertindak tidak sesuai dengan apa yang diinginkan pasar,” jelas Kim Sung Kwang dari Hanwha Investment Trust Management Co di Seoul. Sementara itu, won terus saja melemah dan hampir menyentuh level terendahnya sejak 1998 silam. Berdasarkan data dari Seoul Money Brokerage Services Ltd, won sudah melemah sebesar 3,9% dan berada pada posisi 1.417,10 per dolar AS. Dalam tiga bulan terakhir, mata uang Korsel ini sudah melemah 29%. Pelemahan itu menjadikan won sebagai mata uang dengan performa terburuk dari 10 mata uang yang diperdagangkan di bursa regional, tidak termasuk Jepang.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie