Indeks Nikkei Jepang Ditutup Menguat Senin (25/11), Didukung Data Positif dari AS



KONTAN.CO.ID - Indeks Nikkei Jepang ditutup lebih tinggi pada Senin (25/11), didorong oleh optimisme investor lokal terhadap data terbaru dari Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan aktivitas bisnis yang kuat di ekonomi terbesar dunia tersebut. 

Indeks Nikkei naik 1,3% menjadi 38.780,14 pada penutupan, setelah sempat menyentuh level tertinggi intraday di 39.053,64 — menembus level 39.000 untuk pertama kalinya sejak 15 November.

Indeks Topix yang lebih luas juga menguat 0,71% menjadi 2.715,6. 


Baca Juga: IHSG Naik 1,50% ke 7.303,4 di Sesi I Senin (25/11), Top Gainers: BBNI, PGASI, BMRI

Data menunjukkan bahwa aktivitas bisnis di AS melonjak ke level tertinggi dalam 31 bulan pada November, didorong oleh harapan suku bunga lebih rendah dan kebijakan ramah bisnis dari pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump yang akan dimulai tahun depan. 

"Faktor eksternal seperti perkembangan di AS saat ini menjadi penggerak penting bagi pasar saham Jepang, mengingat tidak banyak katalis domestik yang signifikan," ujar Fumio Matsumoto, Chief Strategist di Okasan Securities. 

Pasar saham AS sebelumnya ditutup menguat pada Jumat (24/11), dengan ketiga indeks utama mencatatkan kenaikan mingguan setelah rilis data bisnis tersebut. 

Namun, Matsumoto mencatat bahwa kenaikan Nikkei sedikit tertahan oleh kekhawatiran terhadap potensi dampak kebijakan Presiden terpilih Trump terhadap para eksportir Jepang. 

Baca Juga: Bursa Australia Cetak Rekor Tertinggi Senin (25/11), Terkerek Saham Kesehatan

Saham Fast Retailing, pemilik merek Uniqlo, melonjak 3,5% dan menjadi kontributor terbesar bagi kenaikan indeks Nikkei.

Saham Tokyo Electron, produsen peralatan pembuat chip, naik 3,9%, sementara SoftBank Group, investor startup teknologi, menguat 3,3%. 

Dua operator kereta, Keisei Electric Railway dan Keikyu, mencatat lonjakan masing-masing sebesar 13,83% dan 11,07% setelah laporan media lokal menyebutkan adanya kelompok investor aktivis yang meningkatkan kepemilikan saham mereka di kedua perusahaan tersebut. 

Di sisi lain, saham Advantest, produsen peralatan pengujian chip, turun 2,3% dan menjadi penekan terbesar di indeks Nikkei. Perusahaan telekomunikasi KDDI juga melemah 1,35%. 

Dari lebih dari 1.600 saham di pasar utama Bursa Efek Tokyo, 45% saham naik, 50% turun, dan 4% stagnan. Dari 225 saham di indeks Nikkei, sebanyak 143 saham naik, 79 turun, dan tiga tidak berubah.

Selanjutnya: INACA Sebut Pemangkasan Biaya PJP2U 50% di Nataru adalah Win-Win Solution

Menarik Dibaca: Cuaca Besok di Wilayah Yogyakarta, Antisipasi Hujan Mulai Sore

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto