KONTAN.CO.ID - Indeks Nikkei Jepang ditutup lebih rendah untuk hari ketiga berturut-turut pada Kamis (14/11), meskipun yen melemah ke posisi terendah baru. Penurunan ini dipicu oleh saham-saham teknologi utama yang mengikuti tren pelemahan saham-saham teknologi AS. Indeks acuan Nikkei sempat naik di pagi hari dan melampaui level 39.000 poin, namun ditutup turun 0,5% pada 38.535,70 – posisi terendahnya dalam lebih dari seminggu.
Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas turun 0,3% menjadi 2.701,22.
Baca Juga: Mayoritas Bursa Asia Menguat Pada Kamis (14/11) Pagi Saham-saham yang terkait dengan sektor semikonduktor, seperti Tokyo Electron dan Advantest, mencatatkan penurunan masing-masing sebesar 3,5% dan 2,8%, memberikan tekanan besar pada indeks Nikkei. Investor startup berfokus pada AI, SoftBank Group, juga melemah 3,2%, sementara Lasertec turun 5%. Namun, saham Fast Retailing, induk perusahaan Uniqlo, membantu membatasi kerugian dengan naik 1,4%. Sektor perbankan menambahkan 0,9%, dengan investor menantikan laporan pendapatan dari bank-bank besar domestik. Pelemahan yen di bawah level 156 per dolar AS mendukung saham-saham ekspor seperti produsen otomotif, meski kenaikan saham ini menurun pada perdagangan sore.
Baca Juga: Bursa Jepang Rabu (13/11): Indeks Nikkei Ditutup Turun 1,66% Saham Toyota Motor hanya naik 0,2%. “Pandangan saya adalah bahwa ada resistensi untuk kenaikan pada Nikkei saat ini,” kata Hiroshi Namioka, kepala strategi di T&D Asset Management. Saham-saham AS yang melonjak berkat "Trump trades" minggu lalu sempat mendorong kenaikan saham Jepang. Namun, Nikkei mulai goyah seiring investor membukukan keuntungan dan mempertimbangkan dampak kebijakan perdagangan dan tarif yang mungkin diambil pemerintahan Trump terhadap Jepang.
Baca Juga: Bursa Asia Kompak Melemah Pada Rabu (13/11) Pagi, Mengekor Pelemahan Wall Street Namioka menambahkan bahwa meski ada ketidakpastian, indeks Nikkei diperkirakan akan berada di kisaran 38.000 hingga 40.000 poin dalam jangka menengah. Di sisi lain, Kansai Electric Power mencatatkan penurunan terbesar di indeks ini, merosot 18,5% setelah perusahaan utilitas Jepang tersebut mengumumkan rencana untuk menggalang dana sebesar 504,9 miliar yen (US$3,3 miliar) pada Rabu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto