Indeks obligasi korporasi lebih stabil



KONTAN.CO.ID - Sejak awal tahun indeks obligasi korporasi yang tercermin dalam INDOBeX Corporate Total Return tumbuh konsisten. Sementara obligasi pemerintah yang tercermin dalam INDOBeX Government Total Return cenderung bergerak fluktuatif.

Dalam sebulan, indeks obligasi pemerintah sempat mencapai level 235,23 pada 11 Septmber 2017. Namun, indeks ini langsung terkoreksi turun 0,41% ke level 234,26. Rabu (20/9), indeks ini tercatat masih turun di level 233,86. Sementara dalam periode yang sama, obligasi korporasi konsisten catatkan kenaikan tanpa koreksi. Sejak 20 Agustus 2017 hingga Rabu (20/9) indeks obligasi korporasi catatkan kenaikan 2,19% secara mulus.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Nicodimus Anggi Kristiantoro mengatakan, sentimen yang mempengaruhi obligasi korporasi dan obligasi negara secara umum sama. "Belum ada sentimen khusus di korporasi yang menjadi penggerak utama," kata Nico, Rabu (20/9).


Hanya saya, pembeda antara kedua obligasi tersebut adalah tingkat likuiditasnya di pasar. Obligasi korporasi memiliki tingkat likuidias yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan obligasi negara. "Likuiditas yang rendah membuat obligasi korporasi kurang responsif pada perubahan sentimen dan cenderung lebih stabil dibanding obligasi negara," kata Nico.

Sementara investor di obligasi pemerintah lebih responsif dibanding obligasi korporasi karena tingkat likuiditas yang lebih besar. "Jika terjadi perubahan sentimen, maka obligasi pemerintah akan cepat terpengaruh pergerakannya dibanding indeks obligasi korporasi," kata Nico.

Dalam sebulan terakhir, obligasi negara sempat mengalami rally panjang karena didorong indikator ekonomi domestik. Nico memperkirakan, penurunan yang terjadi akhir-akhir ini adalah imbas dari aksi profit taking investor untuk mengambil momentum tingginya kenaikan harga. Faktor lain yang turut berpengaruh adalah sentimen global peluncuran rudal Korea Utara.

Nico mengungkapkan, kondisi pasar obligasi korporasi sedang diwarnai tren penurunan yield sehingga hal tersebut turut mendorong ramainya penerbitan obligasi korporasi di tahun ini. "Turunnya yield dapat menurunkan beban bunga si emiten," kata Nico.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati