Indeks penghasilan rata-rata Inggris positif, poundsterling menguat atas dollar AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inggris melaporkan rilis data Indeks Penghasilan Rata-rata periode Mei yang positif di level 3,1%. Alhasil poundsterling menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS) setelah kemarin terpukul cukup dalam.

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (11/6) pukul 16.29 WIB pasangan mata uang GBP/USD naik 0,22% pada level 1,2713. Meski Indeks Penghasilan rata-rata Inggris di atas ekspektasi di level 2,9%, tapi masih di bawah pencapaian bulan April di level 3,3%.

Di sisi lain, rilis data gross domestic product (GDP) periode Mei 2019 kemarin berada di level negatif 0,4%. Angka ini di bawah prediksi dan pencapaian bulan sebelumnya di level negatif 0,1%.


Begitu pula dengan data industri manufaktur bulan Mei yang terkoreksi negatif 3,9% di bawah prediksi di level negatif 1,1%, dan pencapaian bulan April di level 0,9%.

Analis PT Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti membaca pergerakan GBP/USD dalam rentang harian positif, tetapi masih rawan koreksi. Sebab jika mengamati mata uang poundsterling dalam pasangan GBP/USD pada awal perdagangan hari ini cenderung tertekan sebelum rilis data Indeks Penghasilan Rata-rata Inggris.

Artinya, sentimen positif itu hanyalah menjadi angin segar sesaat. Sakti menekankan GBP cenderung tertekan kekhawatiran akan Brexit dan kekecewaan terbaru dari ekonomi Inggris di tengah posisi dollar AS yang lemah.

Mantan Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson yang berpotensi mengisi kursi Perdana Menteri (PM) Inggris berikutnya. Bahkan ia sempat melontarkan testimoni akan menindaklanjuti Brexit pada tanggal 31 Oktober 2019 dengan atau tanpa kesepakatan.

Selanjutnya, kabar negatif seputar Brexit yang membebani poundsterling juga datang dari Financial Times yang mengatakan bahwa saat ini Uni Eropa memberikan peringatan pada sektor bisnis untuk tidak berharap adanya bantuan jika memang berlaku Brexit tanpa kesepakatan apapun. Lebih buruk lagi, perlambatan ekonomi Inggris bisa jadi akan terus berlanjut sehingga akan semakin membebani pergerakan poundsterling pada perdagangan berikutnya.

Dari dollar AS, dikabarkan bahwa ancaman Trump yang akan menaikkan tarif atas barang Meksiko batal diberlakukan. Selain itu, adanya sebuah titik cerah atas hubungan dagang antara AS dengan China membawa sentimen risiko pasar kembali membaik.

Menurut Sakti, pergerakan mata uang dollar AS terpantau cukup stabil terhadap beberapa rival major currencies lain pada perdagangan Selasa (11/6).  “Minat risiko pelaku pasar cenderung kalem, menyikapi kabar mengenai peluang diberlakukannya tarif tambahan terhadap lebih banyak barang-barang China oleh Presiden AS, Donald Trump,” kata Sakti, Selasa (11/6).

Secara analisa teknikal, Sakti mengamati di mana indikator Moving Average Exponential (EMA) melebar dengan arah kurs naik. Kemudian pada Vortex Indicator (VI) dengan kondisi Red over blue yang mulai melebar di mana arah kurs berpotensi terkoreksi.

Selanjutnya pada indikator true strengh indicator (TSI) berada di area 25 yang menunjukkan kurs turun. “Secara umum GBP/USD masih berpotensi untuk koreksi pada perdagangan selanjutnya,” tutur Sakti.

Makanya Sakti merekomendasikan trading untuk pasangan GBP/USD adalah sell selama harga di bawah 1,2670. Adapun prediksi harga untuk perdagangan besok di level support antara 1,2654, 1,2614, dan 1,2538. Sementara level resistance antara 1,2730, 1,2766, dan 1,2824.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi