KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun, indeks saham sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan mencatatkan penurunan terdalam, yakni 19,69% year to date. Dari 97 saham yang menjadi anggota sektor ini, sebanyak 58 saham turun, 24 naik, dan 15 stagnan. Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian mengatakan, secara fundamental, saham sektor properti masih dalam keadaan baik. Sayangnya, sentimen negatif dari bursa global maupun regional lebih kuat untuk menekan kinerja saham-saham di dalamnya. Meksipun begitu, Joey melihat, saham-saham properti berpeluang naik kembali ke depannya sejalan dengan membaiknya penjualan properti. "Kenaikan sebenarnya sudah expected karena marketing sales dari emiten properti sebenarnya sudah pulih dari bottom yang terjadi pada Maret 2020," ungkap Joey saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (27/12).
Menurut dia, rendahnya suku bunga acuan Bank Indonesia, yakni 3,75% akan memberikan kesempatan bagi penjualan properti untuk naik lagi. "Perbaikan consumer confidence index juga diharapkan membuat permintaan properti membaik untuk end-user dan juga investor," ucap dia. Baca Juga: Harga meroket, begini prospek industri batubara pada 2021