Indeks Saham AS Sentuh Rekor Tertinggi, Dolar Cenderung Menguat



KONTAN.CO.ID - Indeks Nasdaq dan S&P 500 ditutup pada rekor tertinggi sepanjang masa pada hari Selasa, setelah sebelumnya sempat melemah. Kenaikan ini terjadi karena investor bersiap untuk data inflasi mendatang dan pertemuan kebijakan Federal Reserve AS.

Hasil lelang obligasi pemerintah AS yang disambut baik turut mendorong turunnya imbal hasil Treasury. Saham Apple menjadi pendorong utama indeks Nasdaq yang fokus pada sektor teknologi, sementara Dow Jones Industrial Average yang berisi saham-saham blue chip malah ditutup melemah. Indeks S&P 500 juga berhasil rebound menjadi positif saat para pembuat kebijakan Fed berkumpul untuk pertemuan kebijakan dua hari mereka.

"Investor bermain aman menjelang laporan CPI besok, meskipun diperkirakan akan menunjukkan sedikit penurunan," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi CFRA Research di New York.


Baca Juga: Bursa Saham AS: Nasaq dan S&P 500 Rekor Tertinggi Dua Hari Berturut

"Namun, kita terus melihat rekor tertinggi, dan Anda tidak ingin membuat keputusan emosional," tambah Stovall. "CPI bisa jadi lebih lemah dari perkiraan, dan Fed bisa terdengar optimis bahwa setidaknya satu penurunan suku bunga bisa terjadi sebelum akhir tahun."

Meskipun investor tidak mengharapkan perubahan pada target suku bunga Fed, Federal Open Markets Committee (FOMC) diperkirakan akan merilis Ringkasan Proyeksi Ekonomi mereka, yang dapat membantu menjelaskan arah kebijakan bank sentral ke depan.

Fed yang mengandalkan data akan mengamati apakah data CPI yang dirilis Rabu dini hari menunjukkan, seperti yang diharapkan, bahwa inflasi masih berangsur turun menuju target tahunan 2% yang ditetapkan bank sentral.

Laporan ini menyusul angka pertumbuhan gaji AS di hari Jumat yang lebih tinggi dari perkiraan.

Baca Juga: Sebulan Naik 0,23%, Harga Emas Hari Ini Naik Tipis (11 Juni 2024)

Pengumuman Presiden Prancis Emanuel Macron bahwa dia akan mengadakan pemilihan dadakan menambah bahan bakar ke api di tahun geopolitik yang penuh gejolak, yang telah mendorong penguatan dolar AS.

"Dengan Eropa condong ke kanan, dengan kekalahan Modi, dan pemilihan Meksiko, perubahan sedang terjadi," kata Stovall, "lebih banyak ketidakpastian di Eropa akan menambah kekuatan dolar AS."

Indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 120,62 poin, atau 0,31%, menjadi 38.747,42, indeks S&P 500 (.SPX) naik 14,53 poin, atau 0,27%, menjadi 5.375,32 dan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 151,02 poin, atau 0,88%, menjadi 17.343,55.

Saham Eropa melanjutkan penurunan dari sesi sebelumnya yang dipicu oleh ketidakpastian politik di Prancis, karena investor mengalihkan fokus mereka ke Fed. Indeks pan-Eropa STOXX 600 (.STOXX) turun 0,93% dan indeks MSCI untuk saham global (.MIWD00000PUS) turun 0,06%.

Baca Juga: Grafik Harga Emas 24 Karat Antam Terbaru (11 Juni 2024)

Saham pasar negara berkembang turun 0,41%. Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik terluas di luar Jepang (.MIAPJ00000PUS) ditutup 0,64% lebih rendah, sementara Nikkei Jepang (.N225) naik 0,25%.

Imbal hasil Treasury AS turun setelah lelang yang diterima dengan baik menjelang data CPI.

Obligasi pemerintah AS 10-tahun (.US10YT=RR) terakhir naik 18/32 dalam harga menjadi imbal hasil 4,3981%, dari 4,469% pada Senin sore.

Obligasi pemerintah AS 30-tahun (.US30YT=RR) terakhir naik 33/32 dalam harga menjadi imbal hasil 4,5318%, dari 4,595% pada Senin sore.

Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang dunia, menyentuh level tertinggi empat minggu menjelang laporan inflasi CPI, sementara euro melemah di tengah gejolak politik yang disebabkan oleh kenaikan sayap kanan jauh dalam pemilihan Eropa dan pemilihan dadakan di Prancis.

Baca Juga: Bursa Saham AS: Indeks Berada di Wilayah Positif Menjelang Pertemuan Fed

Indeks dolar (.DXY) naik 0,09%, dengan euro (EUR=) turun 0,22% menjadi $1,0739.

Yen Jepang melemah 0,03% menjadi 157,11 per dolar, sementara pound sterling (GBP=) terakhir diperdagangkan pada $1,274, naik 0,08% hari ini.

Harga minyak mentah sedikit lebih tinggi setelah Energy Information Administration (EIA) menaikkan perkiraan permintaan minyak dunia.

Minyak mentah AS (CLcv1) naik 0,21% menjadi menetap di $77,90 per barel, sementara minyak Brent (LCOcv1) menetap di $81,92 per bare

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana