JAKARTA. Saham emiten sektor konstruksi masih tiarap. Sejak awal tahun hingga kemarin atau year to date (ytd), indeks sektor properti, real estate dan konstruksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat turun 3,6%. Angka ini jauh di bawah pencapaian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melejit 11,58 sejak awal tahun. Padahal perolehan kontrak baru emiten konstruksi tak terlalu buruk. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), misalnya, mencatatkan kontrak baru Rp 19,98 triliun hingga Mei lalu. Jumlah itu setara 46,21% dari total target 2017, senilai Rp 43,24 triliun. Di periode yang sama, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) meraih kontrak baru Rp 14,9 triliun atau 21,29% dari target tahun ini Rp 70 triliun. Kemudian PT PP Tbk (PTPP) meraih kontrak baru Rp 12,6 triliun, menanjak 77% year-on-year (yoy). Angka tersebut setara 31% target kontrak baru PTPP hingga akhir 2017, senilai Rp 40,6 triliun. Sementara PT Adhi Karya Tbk (ADHI) meraup kontrak baru Rp 5,3 triliun, setara 25% target kontrak baru 2017.
Indeks saham emiten sektor konstruksi masih minus
JAKARTA. Saham emiten sektor konstruksi masih tiarap. Sejak awal tahun hingga kemarin atau year to date (ytd), indeks sektor properti, real estate dan konstruksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat turun 3,6%. Angka ini jauh di bawah pencapaian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melejit 11,58 sejak awal tahun. Padahal perolehan kontrak baru emiten konstruksi tak terlalu buruk. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), misalnya, mencatatkan kontrak baru Rp 19,98 triliun hingga Mei lalu. Jumlah itu setara 46,21% dari total target 2017, senilai Rp 43,24 triliun. Di periode yang sama, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) meraih kontrak baru Rp 14,9 triliun atau 21,29% dari target tahun ini Rp 70 triliun. Kemudian PT PP Tbk (PTPP) meraih kontrak baru Rp 12,6 triliun, menanjak 77% year-on-year (yoy). Angka tersebut setara 31% target kontrak baru PTPP hingga akhir 2017, senilai Rp 40,6 triliun. Sementara PT Adhi Karya Tbk (ADHI) meraup kontrak baru Rp 5,3 triliun, setara 25% target kontrak baru 2017.