Indeks saham masih bisa melampaui rekor



JAKARTA. Langkah Moody\'s Investors Service mempertahankan peringkat utang Indonesia ikut menggairahkan pasar finansial domestik. Indeks saham dan harga obligasi negara menguat, Senin (16/7).

Indeks Harga Saham Gabungan ditutup naik 0,69% ke 4.047,47. Di saat yang sama, indeks surat utang negara (IDMA Index) juga menyentuh 107,76, posisi terkuatnya sejak dua bulan terakhir.

Moody\'s mempertahankan peringkat utang Indonesia di level Baa3, dengan prospek stabil. Lembaga pemeringkat internasional ini melihat empat faktor. Dari sisi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), Moody\'s memperkirakan, secara moderat ekonomi Indonesia akan tumbuh 6% pada 2012. Tahun lalu, ekonomi Indonesia tumbuh 6,5%, terkuat sejak 1996.


Kemudian, kekuatan kelembagaan Indonesia di level rendah hingga moderat. Skor ini masih relatif rendah, namun kualitas tata kelolanya mulai meningkat. Faktor berikutnya, tingkat kekuatan finansial pemerintah di level moderat, mencerminkan struktur utang membaik. Risiko terhadap suatu kejadian (event risk) juga moderat, merefleksikan stabilitas sistem perbankan.

Kepala Riset Henan Putihrai Securities Felix Sindhunata melihat, keputusan Moody\'s mungkin berimbas sementara ke IHSG. Di tengah penurunan rating beberapa negara, rating Indonesia memang masih bisa bertahan. "Tapi dampaknya netral saja, lain cerita kalau rating Indonesia upgrade atau downgrade," kata Felix.

Selain Moody\'s, pelaku pasar juga melihat faktor lain, seperti laporan keuangan para emiten di kuartal II-2012. "Jika hasilnya bagus akan mengonfirmasi ekpektasi mereka," tandas Felix.

Yang pasti, tingginya fluktuasi pasar global menyebabkan investor saat ini lebih wait and see. "Efek Moody\'s ke pasar obligasi tak signifikan, kecuali jika peringkat Indonesia naik," ujar Ariawan, analis obligasi Mega Capital Indonesia.

Kondisi eksternal juga masih menjadi faktor yang paling menentukan pergerakan pasar finansial domestik. Misalnya, pelaku pasar terus menanti data ekonomi beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS) maupun China. Perkembangan solusi krisis utang zona euro juga menjadi perhatian utama pasar.

Kendati demikian, Felix optimistis IHSG di akhir tahun 2012 mencapai 4.425, mencerminkan price to earning ratio 15 kali. Target itu melampaui rekor IHSG di posisi 4.224. "Penyelesaian krisis Eropa, meski lamban, tetap mengarah ke sisi positif," ungkap Felix.

Analis Sinarmas Sekuritas Jansen Kustianto memprediksi, IHSG sampai akhir tahun ini akan menyentuh posisi 4.300. "Secara umum fundamental perusahaan di BEI cukup bagus," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro