KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun hingga saat ini alias secara year to date (ytd), indeks saham industri barang konsumsi (consumer goods) turun 12,68% per Rabu (18/9). Menurut Analis Paramitra Alfa Sekuritas Evan Fajrin, penurunan indeks sektor ini disebabkan oleh saham-saham emiten rokok yang turun cukup dalam akibat sentimen negatif berupa rencana kenaikan tarif cukai 23% pada 2020. Pasalnya, saham-saham emiten rokok seperti PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menjadi pendukung utama indeks saham ini. Meskipun begitu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilanus Nico Demus melihat, dampak negatif pada saham emiten-emiten rokok tersebut hanya bersifat sementara. Alasannya, basis pasar pengguna rokok di Indonesia menurut dia masih cukup kuat. "Melihat demografi negara kita saat ini, rokok akan selalu digemari. Meskipun harga rokok naik, harga tersebut masih murah jika dibandingkan dengan negara lain," ucap dia saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (18/9).
Indeks saham sektor barang konsumsi turun, begini pendapat analis
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun hingga saat ini alias secara year to date (ytd), indeks saham industri barang konsumsi (consumer goods) turun 12,68% per Rabu (18/9). Menurut Analis Paramitra Alfa Sekuritas Evan Fajrin, penurunan indeks sektor ini disebabkan oleh saham-saham emiten rokok yang turun cukup dalam akibat sentimen negatif berupa rencana kenaikan tarif cukai 23% pada 2020. Pasalnya, saham-saham emiten rokok seperti PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menjadi pendukung utama indeks saham ini. Meskipun begitu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilanus Nico Demus melihat, dampak negatif pada saham emiten-emiten rokok tersebut hanya bersifat sementara. Alasannya, basis pasar pengguna rokok di Indonesia menurut dia masih cukup kuat. "Melihat demografi negara kita saat ini, rokok akan selalu digemari. Meskipun harga rokok naik, harga tersebut masih murah jika dibandingkan dengan negara lain," ucap dia saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (18/9).