Indeks S&P 500 menguat tertinggi dalam 5 minggu



NEW YORK. Indeks Standard & Poor’s 500 menguat paling tinggi dalam lima minggu. Bursa saham Amerika Serikat (AS) diuntungkan dengan pelemahan mata uang dollar setelah adanya spekulasi bahwa bank sentral (The Fed) tidak akan menaikkan suku bunga secepat yang diperkirakan. 

The S&P 500 menguat 1,4% pada pukul 4. p.m di bursa AS di New York, tertinggi sejak 3 Februari 2015. Sedangkan Bloomberg Dollar Spot Index turun 0,5%. Sejumlah bursa di negara maju juga memperlihatkan penguatan, seperti Stoxx Europe 600 Index yang naik 0,9%, rekor tertinggi selama 7 tahun. Termasuk bursa DAX Jerman yang mencapai rekor sepanjang masa 12.000.

Sembilan dari 10 grup industri yang mengisi S&P 500 menguat, terutama saham perusahaan utilitas sebesar 1,7% dan saham industri kesehatan sebesar 2,2%. Contohnya adalah Salix Pharmaceuticals Ltd yang sahamnya naik 2%.


Donald Selkin, Chief Market Strategist National Securities yang berbasis di New York mengatakan, saat ini pasar berfikir bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga secepat yang diperkirakan. "Ada banyak tanda yang mengambarkan bahwa ekonomi Amerika Serikat tidak sekuat yang dipikirkan," katanya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (17/3).

Data output manufaktur nasional AS dan New York yang lebih rendah membayangi pertemuan dua hari The Fed yang akan dimulai Selasa ini. Pasar saat ini masih menunggu apakah kemudian The Fed menghapus kata sabar (patient) dalam keterangannya setelah pertemuan itu dilaksanakan. 

Morgan Stanley dan BNP Paribas SA sendiri mengatakan, bahwa sabar yang diungkapkan oleh The Fed sebelumnya akan hilang, sehingga ada keleluasaan bagi bank sentral untuk menaikkan suku bunganya. Sebanyak 50% pelaku pasar berjangka di AS yakin The Fed akan menaikkan subu bunga pinjaman sebesar 0,5% pada September 2015. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa