Indeks S&P turun tipis, namun Dow Jones menguat terangkat kinerja emiten AS



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks acuan S&P 500 turun tipis pada  Jumat akhir pekan ini, terimbas sentimen  kekhawatiran kenaikan suku bunga dan ketegangan kebijakan perdagangan yang bakal menghambat pertumbuhan ekonomi.

Untungnya laporan pendapatan  Procter & Gamble Co yang secara mengejutkan cukup kuat, mampu mengangkat indeks acuan bursa Wall Street lainnya yakni indeks Dow Jones.

Saham Procter & Gamble melonjak 8,8% setelah perusahaan barang konsumsi itu melaporkan kenaikan mengejutkan pada penjualan kuartal yang berakhir September 2018. Lonjakan harga saham Procter & Gamble mengangkat Dow Jones dan membantu mendorong kenaikan  indeks saham barang konsumsi sebesar 2,3%.


Namun kekhawatiran mengenai ketegangan perdagangan global dan kenaikan suku bunga telah membebani bursa saham AS selama minggu ini.

Di perdagangan akhir pekan ini, indeks Dow Jones Industrial Average naik 64,89 poin atau 0,26% menjadi 25.444,34, indeks S&P 500 turun 1 poin atau 0,04% menjadi 2.767,78, dan indeks Nasdaq Composite juga turun 36,11 poin atau 0,48% menjadi 7.449,03.

Selama sepekan, indeks S&P naik 0,02%, indeks Dow naik 0,4%  dan Nasdaq turun 0,6%.

Kekhawatiran kebijakan perdagangan membebani saham Honeywell International Inc yang melorot 1,1%. Ini setelah perusahaan tersebut menyatakan pertumbuhan bisnis yang lebih lambat di China dan perang tarif berpotensi menelan biaya ratusan juta dollar AS pada 2019.

Sementara penjualan rumah di AS yang turun tajam dalam dua tahun terakhir pada bulan September 2018, makin menandakan bahwa kenaikan suku bunga makin memperlambat permintaan.

"Masih ada kekhawatiran  di pasar mengenai apakah suku bunga yang lebih tinggi akan melemahkan pertumbuhan," kata Quincy Krosby, Kepala Strategi Pasar Prudential Financial di Newark, New Jersey seperti dilansir Reuters.

Ke depan, fokus investor masih akan tertuju pada kinerja emiten di kuartal III 2018. Sejauh ini, 61,9% perusahaan S&P 500 telah melaporkan pendapatan di atas ekspektasi analis.

"Apa yang perlu kita lihat untuk mendorong investor kembali ke pasar adalah pertumbuhan pendapatan yang lebih kuat," kata Krosby.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat