KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas indeks syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencetak kinerja yang kurang memuaskan sepanjang tahun 2021. Dari empat indeks syariah yang ada, tiga di antaranya mengalami penurunan. Ketiga indeks itu adalah Jakarta Islamic Index (JII) yang tertekan 10,03%
year to date (ytd) , Jakarta Islamic Index 70 (JII70) melorot 8,15% ytd dan IDX MES-BUMN17 menurun 8,76% ytd. Satu indeks syariah yang mengalami kenaikan adalah Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) terkerek 6,01% ytd.
Asal tahu saja, ISSI adalah Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan yang dinyatakan sebagai saham syariah sesuai dengan Daftar Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keungan (OJK). Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengungkapkan, penguatan yang dialami ISSI tertopang oleh konstituennya yang lebih banyak dan beragam.
Baca Juga: IHSG Gagah Perkasa di Akhir Perdagangan, Kamis (11/11) Sehingga, saham-saham syariah yang meningkat tinggi sepanjang tahun 2021, seperti saham teknologi dan bank digital syariah berpengaruh pada pergerakan indeksnya.
Di sisi lain, konstituen untuk JII, JII70, dan IDX MES-BUMN17 lebih terseleksi. "Akibatnya saham-saham teknologi dan bank digital syariah belum masuk. Ini mirip dengan yang terjadi pada IHSG dan LQ45," jelas Wawan kepada Kontan.co.id, Kamis (11/11) Asal tahu saja, JII70 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 70 saham syariah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi. Adapun JII mengukur kinerja harga dari 30 saham syariah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi. Sementara, IDX MES-BUMN17 mengukur kinerja harga dari 17 saham syariah yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan afiliasinya yang memiliki likuiditas baik dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik. Senada, Research Analyst FAC Sekuritas Indonesia Patrick Jorghy Manek mencermati komposisi konstituen ISSI yang banyak membuat saham-sahamnya lebih beragam. Berbeda dengan indeks-indeks syariah lain yang saham-saham penopangnya terbatas.
Editor: Yudho Winarto