Indeks Tersokong Perkebunan



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis 0,21% ke posisi 3066,972 pada pukul 9.49. IHSG melawan arus pelemahan bursa saham Jepang, Nikkei dan Hongkong, Hang Seng sebelumnya juga dibuka melorot terimbas sentimen negatif akan proyeksi pelambatan pertumbuhan ekonomi di AS dan Jepang.Goldman Sachs menurunkan proyeksi pertumbuhan Growth Domestic Product (GDP) atas dua negara maju, Amerika Serikat dan Jepang. Sebelumnya, perusahaan pengelola investasi ini memproyeksikan pertumbuhan GDP AS bisa mencapai 2,5% di tahun 2011, namun mereka menurunkannya menjadi 1,9%. Jepang juga demikian. Pertumbuhan GDP negeri Panda itu diproyeksikan mencapai 1,9% namun akhirnya dikoreksi menjadi 1,4 untuk tahun 2011.Arus dana asing akhirnya memilih Indonesia sebagai bursa investasi paling menjanjikan. Kenaikan IHSG Year To Date yang mencapai 22% dan indikator makro-ekonomi Indonesia yang positif membuat asing banyak membelanjakan dananya di semua instrumen investasi di Indonesia.Saham yang masih mendapat apresiasi pagi ini adalah dari sektor perkebunan yang naik 0,87 %. Sektor perdagangan juga menguat 0,80%. Sementara sektor lain seperti industri dasar, infrastruktur, consumer goods dan perbankan mengalami kenaiakn tipis sebesar 0,20-0,40%. Hanya sektor konstruksi, pertambangan dan industri lain-lain yang melemah.Pemimpin penguatan adalah Astra Agro Lestari (AALI) yang menguat 2,12% ke level 21.650, disusul beberapa saham dalam Grup ASTRA lainnya seperti United Tractors (UNTR) naik 1,02% ke 19.800 dan Astra Otomotif (AUTO) yang naik 0,88% ke level 17.100. Saham perkebunan yang masih melaju adalah PP London Sumatra Plantation (LSIP) yang naik 1,53% ke posisi 9.550.Satu-satunga Saham grup ASTRA yang melorot adalah Astra Internasional Indonesia (ASII), terkoreki 0,31% ke posisi 48.650. Saham energi yang terjebak dalam koreksi hari ini adalah Indika Energi (INDY) sebesar 1,45% ke posisi 3.400. Sementara Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) terkoreksi 0,31%. Begitu juga dengan Antam (ANTM) yang terkoreksi 1,14% ke level 2.175.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie