INDF akan melepas 52,94% saham China Minzhong



JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) berencana menjual saham China Minzhong Food Coorporation Limited (CMFC). Saat ini INDF telah mendapat penawaran dari China Minzhong Holdings Limited (CMH) untuk membeli 52,94% saham perusahaan sayur China tersebut  seharga S$ 1,2 per saham. 

CMH merupakan perusahaan asal British Virgin Island yang saat ini menguasai 0,82% saham CMFC. Selanjutnya rencana penjualan saham ini tergantung pada kemampuan CMH dalam memperolah pendanaan. 

Sampai saat ini INDF memiliki 82,88% saham CMZ. "Setelah transkasi berakhir,  kepemilikan INDF akan berkurang menjadi 29,94%," ungkap Werianty Setiawan, Direktur dan Corporate Secretary INDF dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu (31/12). 


INDF baru mengakuisisi CMFC pada akhir 2013. Proses akuisisi ini dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama, INDF mengakuisisi 59,48% saham CMFC dengan total dana S$ 416,3 juta. Kemudian perseroan melakukan penawaran tender untuk sisa saham CMFC. Hingga berakhirnya masa tender, INDF mengakuisi 32,79% saham CMFC dengan harga penawaran S$ 1,2 per saham.Kali ini INDF merogoh kocek sebesar S$ 240,69 juta. Kemudian, perseroan melakukan refloat saham CMFC ke publik  untuk memenuhi batasan wajib kepemilikan saham publik minimal 10%.

Analis Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan, ada beberapa kemungkinan dari tujuan transaksi ini. Pertama, INDF ingin fokus pada bisnis di dalam negeri. Untuk itu perseroan melepas sebagian saham CMFC. "Mungkin managemen melihat prospeknya kurang, pengawasannya juga jauh," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (1/1). 

Kedua,  INDF ingin merealisasi keuntungan atas pembelian saham CMFC. Apalagi, harga saham yang ditawarkan CMH lebih tinggi dari harga pembeliannya. INDF juga tak melepas semua kepemilikan saham CMFC. Artinya, INDF masih melihat adanya prospek pertumbuhan CMFC ke depan. 

INDF merupakan perusahaan yang bergerak di sektor defensif. Untuk itu, usaha perseroan ke depan masih memiliki prospek cerah. Hal ini mengingat INDF bergerak di sektor konsumer yang menjual barang kebutuhan sehari-hari. 

Namun demikian, ada beberapa tantanag yang siap menghadang perseroan. Dinataranya adalah niai tukar rupiah dan kenaikan upah pekerja. "Kalau rupiah melemah, perseroan akan memiliki dilema untuk menaikkan harga jual," imbuh William. 

William merekomendasikan buy saham INDF dengan target harga Rp 8.400. Pada penutupan perdagangan pada Selasa (30/12), harga saham INDF naik 1,89% ke level 6.750 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa