INDF menetapkan kupon obligasi di batas atas



JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menetapkan kupon obligasi sebesar 10,125% per tahun. Kupon tersebut berada di batas atas dari kisaran kupon yang mereka tawarkan di rentang 9,5% hingga 10,13%.

Manajemen Indofood dalam prospektus ringkas, mengatakan, INDF menawarkan surat utang baru sebesar Rp 2 triliun yang berjangka waktu lima tahun. Obligasi VII Tahun 2014 ini memiliki tingkat bunga tetap dan bunga obligasi bakal dibayarkan setiap tiga bulan.

Nah, setelah menetapkan kupon, INDF akan memulai masa penawaran obligasi pada 9 Juni hingga 10 Juni 2014 mendatang.  Sedangkan masa penjatahan dijadwalkan pada 11 Juni dan distribusi jatuh pada 13 Juni.


Manajemen INDF akan menggunakan dana hasil penjualan surat utang tersebut untuk melunasi pokok obligasi V Tahun 2009 yang senilai Rp 1,61 triliun. Surat utang ini jatuh tempo 18 Juni 2014. Kupon obligasi yang bakal di-refinancing itu memang cukup tinggi, yakni sebesar 13% per tahun. Kemudian sisa dana obligasi akan digunakan untuk membayar utang bank jangka pendek.

Merujuk laporan keuangan INDF pada kuartal I 2014, kewajiban jangka pendek perusahaan ini senilai Rp 21,53 triliun. Antara lain berupa utang obligasi senilai Rp 2,33 triliun, utang bank jangka panjang INDF yang jatuh tempo tahun ini senilai Rp 1,07 triliun, serta utang bank jangka pendek senilai Rp 5,82 triliun.

Obligasi terbaru INDF mendapatkan rating AA+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dengan outlook stabil. Dalam aksi ini, INDF dibantu lima penjamin emisi. Mereka adalah Mandiri Sekuritas, BCA Sekuritas, DBS Vickers Securities Indonesia, Indo Premier Securities, dan Trimegah Securities.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan INDF, Werianty Setiawan, pernah menyatakan, penerbitan obligasi memang hanya digunakan untuk refinancing. Sedangkan belanja modal INDF bakal bersumber dari kas internal.

Tahun ini, INDF mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 9,6 triliun. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan capex pada tahun lalu yang sebesar Rp 6 triliun.

Dari total anggaran ekspansi, grup makanan bermerek atau CBP memperoleh porsi terbesar, yakni hingga 27% atau Rp 2,5 triliun. Lalu sebesar 18% atau Rp 1,72 triliun bakal untuk ekspansi Bogasari. Kemudian sebanyak 13% dana capex dialokasikan ke grup agribisnis, serta sisanya ke bisnis budidaya pembangunan industrial farming dan distribusi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro