India Akan Stop Ekspor Beras, Begini Efeknya ke Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. India tengah mempertimbangkan menyetop ekspor beras untuk menekan inflasi dalam negeri. Penghentian ekspor beras India ini bisa berimbas ke Indonesia.

Pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan, rencana India menghentikan ekspor beras ini tentu akan berdampak ke pasar beras dunia termasuk Indonesia. Mengingat, India penyuplai beras terbesar di dunia.

Ia menyebut, kebijakan India merupakan rangkaian kebijakan lanjutan dari tahun sebelumnya. Tahun lalu, India juga mengenakan bea keluar 20% untuk beras broken atau patahan.


Selanjutnya pada saat pandemi, India juga mulai mengurangi kuota ekspor beras. Menurut Khudori, hal ini bisa dipahami mengingat India ingin menekan inflasi yang terjadi dalam negerinya sendiri.

"Rangkaian kebijakan ini tentu berdampak ke pasar beras di pasar dunia. Jika Vietnam memberlakukan hal serupa, harga beras kemungkinan akan terkerek naik," terang Khudori kepada Kontan.co.id, Kamis (20/7).

Baca Juga: Antisipasi Dampak El Nino, Bulog Pastikan Stok Beras Aman

Beberapa waktu lalu, Vietnam juga ingin melakukan pengetatan terhadap komoditas beras sebagai antisipasi dampak El-Nino.

Menurut Khudori, seharusnya Indonesia tidak perlu khawatir tatkala pemerintah telah menjalin kontrak beli 1 juta ton beras dengan India dan mendatangkannya saat Indonesia sewaktu-waktu membutuhkan.

Dengan kepastian kontrak tersebut, menjadi salah satu antisipasi jika El-Nino berdampak besar terhadap penurunan produksi beras dalam negeri.

"Setidaknya kita sudah punya solusi yang siap dieksekusi. Di luar itu, pemerintah sudah menugaskan Bulog mengimpor dengan kuota 2 juta ton hingga akhir tahun. Jika El Nino berdampak serius, kuota impor 2 juta ton ini sebenarnya cukup sebagai antisipasi jika semuanya bisa dieksekusi," terang Khudori.

Impor beras dari negara lain

Khudori bilang, masih ada opsi impor beras dari negara lain diantaranya Pakistan dan Amerika Serikat (AS) meskipun volumenya tidak sebesar India.

"Namun, restriksi ekspor beras itu seperti penyakit menular alias mudah diikuti negara lain," tutup Khudori.

Asal tahu saja, Pemerintah India sedang mempertimbangkan melarang ekspor semua beras jenis non basmati karena harga beras di pasar domestik mereka tengah naik.

Menurut laporan Bloomberg, Kamis (13/7), langkah itu ditujukan untuk menghindari risiko inflasi lebih lanjut.  India merupakan negara eksportir beras terbesar dunia. Jika larangan itu diberlakukan maka akan mempengaruhi sekitar 80% ekspor beras India.

Langkah itu bisa menurunkan harga beras domestik, namun risikonya akan menyebabkan harga beras global meningkat lebih tinggi lagi di tengah pola cuaca El Nino yang mengganggu sektor pertanian.

Beras merupakan makanan pokok bagi sekitar separuh populasi dunia. Asia menjadi konsumen terbesar dimana sekitar 90% pasokan global diserap kawasan ini.  

Sementara, India menyumbang sekitar 40% dari perdagangan beras global. Negara ini telah berupaya memperketat ekspor untuk beberapa varietas.

Baca Juga: India bakal Stop Ekspor Beras, Kementan: Pasokan Beras Surplus 2,1 Juta Ton

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat