India bisa menjadi pelajaran berharga buat Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena kasus Covid-19 yang meningkat di India bisa menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Tercatat saat ini infeksi Covid-19 mencapai 400.000 per hari dengan tingkat kematian mencapai 3.900 per hari. Dia pun meminta Indonesia untuk selalu waspada dan mengedepankan langkah-langkah antisipatif. 

"Presiden telah memberi arahan bahwa segala upaya yang telah dilakukan dalam rangka penanganan dan pengendalian Covid-19 di Tanah Air agar tidak diubah dan ditingkatkan performanya," kata Airlangga dalam siaran pers, Selasa (11/5/2021). 


Adapun salah satu langkah antisipatif yang dilakukan pemerintah adalah meniadakan mudik menjelang momen Hari Raya Idul Fitri. 

Baca Juga: Tetap maksa mudik, polisi berhak pulangkan pelaku perjalanan

Airlangga menuturkan, langkah itu terbilang tepat untuk mengantisipasi lonjakan kasus, saat vaksinasi Covid-19 terus dilakukan pemerintah. 

"Oleh karenanya, saya mengajak kita semua untuk terus patuh dan disiplin, terutama dalam memakai masker, dan menghindari kerumunan. Jangan sampai kendor," sebut dia. 

Khusus untuk India, pemerintah sendiri melalui kerja sama Asosiasi Gas Industri Indonesia bakal mengirim bantuan 3.400 tabung oksigen dengan nominal Rp 2 miliar. 

Baca Juga: Cegah Covid-19, Satgas: Hindari silaturahmi secara fisik saat Lebaran

Pada tahap pertama, pemerintah sudah mengirim sebanyak 1.400 tabung gas oksigen. Dia menekankan, bantuan tabung oksigen ke India tidak akan mengganggu pasokan tabung oksigen di dalam negeri. 

“Ini sudah mempertimbangkan kebutuhan dalam negeri, jadi tidak akan mengganggu pasokan nasional,” pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "India Bisa Menjadi Pelajaran Berharga Buat RI" Penulis : Fika Nurul Ulya Editor : Bambang P. Jatmiko

Selanjutnya: Waspada lonjakan kasus Covid 19, IDI berharap layanan kesehatan selalu siap

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie