KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Badan kejahatan keuangan India mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya telah memblokir 119 rekening bank yang terkait dengan bisnis Vivo India yang bernilai 4,65 miliar rupee (US$ 58,76 juta), sebagai bagian dari penyelidikan dugaan pencucian uang oleh produsen smartphone China tersebut.
Reuters memberitakan, Direktorat Penegakan Hukum India mengatakan, pihaknya telah menggerebek 48 lokasi Vivo dan 23 entitas terkait pada minggu ini. Direktorat tersebut menuding bahwa hasil penjualan Vivo India ditransfer ke luar India untuk menunjukkan kerugian dan menghindari pembayaran pajak. Vivo, yang dimiliki oleh BBK Electronics China, tidak segera menanggapi permintaan pemblokiran rekening bank yang diajukan Reuters.
Pada awal pekan ini, Vivo mengatakan telah bekerja sama dengan pihak berwenang dan berkomitmen untuk sepenuhnya mematuhi hukum India. Sementara Direktorat Penegakan Hukum India mengatakan dalam pernyataannya bahwa karyawan Vivo, termasuk beberapa warga negara China, tidak bekerja sama selama pencarian. Bahkan mereka mencoba melarikan diri, menghapus, dan menyembunyikan perangkat digital.
Baca Juga: Duh, India Deteksi 3 Keturunan Subvarian Omicron BA.2 yang Lebih Menular Badan tersebut juga menyita dua kilogram emas batangan dan sejumlah uang tunai selama operasi tersebut, katanya. Berita tentang penggerebekan tersebut mendorong kedutaan besar China di India menyerukan lingkungan bisnis yang adil bagi perusahaan-perusahaannya. Kedubes China mengatakan pada Rabu malam bahwa berbagai penyelidikan India terhadap perusahaan-perusahaan China merusak kepercayaan entitas asing yang berinvestasi dan beroperasi di negara itu. Dalam penyelidikan Vivo, agen federal menuduh perusahaan tersebut mengirimkan hampir 50% dari total penjualannya sebesar 1,25 triliun rupee (US$ 15,82 miliar) ke China dengan mengungkapkan kerugian besar di perusahaan-perusahaan berbadan hukum India dengan tujuan untuk menghindari pembayaran pajak di India. "Penyelidikan dimulai pada Februari 2022," demikian bunyi pernyataan itu.
Baca Juga: Balas Sanksi Barat, Dekrit Putin Anulir Mitra Asing di Proyek Sakhalin-2 Pemimpin pasar ponsel pintar India Xiaomi juga telah diselidiki sejak Februari, di mana Direktorat Penegakan pada bulan April menyita dana senilai US$ 725 juta di rekening bank perusahaan India, menuduhnya telah melakukan pengiriman uang ilegal ke luar negeri "dengan kedok pembayaran royalti".
Xiaomi membantah melakukan kesalahan dan pengadilan India untuk sementara mencabut pemblokiran menyusul tantangan dari perusahaan. Kasus ini sedang berlangsung. Banyak perusahaan China telah berjuang untuk melakukan bisnis di India setelah ketegangan politik melonjak menyusul bentrokan perbatasan pada tahun 2020. India telah mengutip masalah keamanan dalam melarang lebih dari 300 aplikasi China sejak itu, dan memperketat aturan tentang investasi China. Menurut Counterpoint Research, Vivo adalah salah satu produsen smartphone terbesar di India, dengan pangsa pasar 15%. Xiaomi menguasai 24% pangsa pasar terbesar, sedangkan Samsung Electronics Korea Selatan memiliki 18%.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie