India cetak rekor kasus Covid-19 lagi, harga minyak masih melemah selepas tengah hari



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah masih melemah pada perdagangan hari ini. Sentimen utama datang dari meningkatnya infeksi virus corona di India dan negara lain yang mendorong kekhawatiran bahwa tindakan yang lebih ketat untuk menahan pandemi akan menghantam aktivitas ekonomi, seperti permintaan minyak.

Senin (19/4) pukul 14.20 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juni 2021 turun 17 sen atau 0,3% menjadi US$ 66,60 per barel. 

Serupa, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei 2021 juga melemah 10 sen atau 0,2% ke level US$ 63,03 per barel, setelah naik 6,4% minggu lalu.


"Kemajuan upaya vaksinasi di negara maju dapat dilihat pada tingkat lalu lintas jalan raya, tetapi angka kasus yang meningkat telah membalikkan pemulihan di negara-negara berkembang seperti India dan Brasil," kata ANZ Research dalam sebuah laporan pada hari Senin.

India melaporkan rekor peningkatan infeksi virus corona harian mencapai 273.810 pada ini. Ini membuat kasus Covid-19 secara keseluruhan di negara itu menjadi lebih dari 15 juta. 

Baca Juga: Harga minyak WTI melemah ke US$ 62 per barel, terseret lonjakan kasus Covid-19 global

Alhasil, India menjadi negara yang terkena dampak terburuk kedua setelah Amerika Serikat, yang telah melaporkan lebih dari 31 juta infeksi. Kematian India akibat Covid-19 naik dengan rekor 1.619 dan membuat total hampir 180.000 kematian.

Hong Kong pun akan menangguhkan penerbangan dari India, Pakistan, dan Filipina mulai 20 April karena infeksi virus corona yang diimpor, kata pihak berwenang dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (18/4).

Di Jepang, yang memiliki kasus Covid-19 jauh lebih sedikit daripada negara ekonomi top lainnya, diyakini bakal mendapatkan gelombang keempat. Jajak pendapat perusahaan-perusahaan Jepang telah bersiap untuk pukulan lebih lanjut terhadap bisnis jika gelombang keempat sampai terjadi.

Impor minyak Jepang pada Maret turun 17% dari tahun sebelumnya menjadi 2,5 juta barel per hari, data resmi menunjukkan pada hari Senin.

Di Amerika Serikat, perusahaan energi menambahkan rig minyak dan gas alam selama lima minggu berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Februari karena harga minyak yang lebih tinggi tahun ini mendorong para pengebor untuk kembali ke sumur.

Selanjutnya: Infovesta Utama prediksi sepekan ini pasar saham dan SBN masih akan fluktuatif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari