MUMBAI. Pada Senin (26/8) kemarin, pemerintah India meluncurkan subsidi pangan dengan estimasi nilai US$ 19,8 miliar per tahun. Peluncuran program subsidi pangan ini dilakukan di tengah keoknya mata uang rupe dan perlambatan pertumbuhan ekonomi India ke level terendah dalam satu dekade terakhir. Program kebijakan ini dapat dikatakan merupakan program pangan terbesar dunia dan merupakan bagian strategi dari partai berkuasa untuk memenangkan kembali pemilihan umum pada Mei 2014 mendatang. Besarnya nilai dari program kebijakan ini menuai kritik dari pengamat ekonomi. Mereka mempertanyakan besarnya penggunaan dana di saat pertumbuhan melambat. Apalagi, India saat ini juga tengah mengalami defisit anggaran dan neraca perdagangan. Asal tahu saja, defisit fiskal India pada 2012-2013 mencapai 4,9% dari Produk Domestik Bruto. Tahun ini, Negeri Taj Mahal itu berencana mengajukan pinjaman senilai US$ 100 miliar, tidak termasuk program baru. Di sisi lain, India juga harus membayar utang jatuh tempo berjangka waktu 10 tahun dengan kupon 8,3% miliknya."Banyak pihak yang mempertanyakan apakah kita memiliki cara untuk mengimplementasikan skema ini. Saya rasa, kita harus mencari caranya. Pertanyaannya bukan kita bisa melakukannya apa tidak. Namun, kita harus melakukannya," jelas Pimpinan Kongres Sonia Gandhi seperti yang dikutip oleh Hindustan Times. Kebijakan tersebut akhirnya disetujui pada Senin malam di tengah tingginya drama politik, di mana Gandhi mendadak sakit hingga harus dilarikan ke rumah sakit.Kebijakan pangan merupakan kebijakan yang populer di India di mana sepertiga dari populasi di negara tersebut mengalami kekurangan gizi. Program ini menyasar 800 juta dari 1,2 miliar rakyat India.Namun, banyak pihak yang meragukan penyaluran program ini seiring maraknya aksi korupsi.
India luncurkan kebijakan pangan terbesar dunia!
MUMBAI. Pada Senin (26/8) kemarin, pemerintah India meluncurkan subsidi pangan dengan estimasi nilai US$ 19,8 miliar per tahun. Peluncuran program subsidi pangan ini dilakukan di tengah keoknya mata uang rupe dan perlambatan pertumbuhan ekonomi India ke level terendah dalam satu dekade terakhir. Program kebijakan ini dapat dikatakan merupakan program pangan terbesar dunia dan merupakan bagian strategi dari partai berkuasa untuk memenangkan kembali pemilihan umum pada Mei 2014 mendatang. Besarnya nilai dari program kebijakan ini menuai kritik dari pengamat ekonomi. Mereka mempertanyakan besarnya penggunaan dana di saat pertumbuhan melambat. Apalagi, India saat ini juga tengah mengalami defisit anggaran dan neraca perdagangan. Asal tahu saja, defisit fiskal India pada 2012-2013 mencapai 4,9% dari Produk Domestik Bruto. Tahun ini, Negeri Taj Mahal itu berencana mengajukan pinjaman senilai US$ 100 miliar, tidak termasuk program baru. Di sisi lain, India juga harus membayar utang jatuh tempo berjangka waktu 10 tahun dengan kupon 8,3% miliknya."Banyak pihak yang mempertanyakan apakah kita memiliki cara untuk mengimplementasikan skema ini. Saya rasa, kita harus mencari caranya. Pertanyaannya bukan kita bisa melakukannya apa tidak. Namun, kita harus melakukannya," jelas Pimpinan Kongres Sonia Gandhi seperti yang dikutip oleh Hindustan Times. Kebijakan tersebut akhirnya disetujui pada Senin malam di tengah tingginya drama politik, di mana Gandhi mendadak sakit hingga harus dilarikan ke rumah sakit.Kebijakan pangan merupakan kebijakan yang populer di India di mana sepertiga dari populasi di negara tersebut mengalami kekurangan gizi. Program ini menyasar 800 juta dari 1,2 miliar rakyat India.Namun, banyak pihak yang meragukan penyaluran program ini seiring maraknya aksi korupsi.