KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat dari CELIOS (Center of Economic and Law Studies) melihat bahwa tantangan pasokan gandum yang terjadi akibat perang Rusia-Ukraina dan larangan India mengekspor gandum akan memberikan risiko bagi stabilitas pangan di Indonesia. Bhima Yudhistira, Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) memaparkan, India merupakan produsen gandum nomor dua terbesar di dunia setelah China dengan kapasitas produksi 107,5 juta ton. Sementara Indonesia mengimpor gandum tiap tahun sebesar 11,7 juta ton atau setara US$3,45 miliar. Angka impornya naik 31,6% dibanding tahun sebelumnya. “Jadi kalau India melakukan proteksionisme dengan larang ekspor gandum, sangat berisiko bagi stabilitas pangan di dalam negeri,” ujar Bhima, Selasa (17/5).
India Melarang Ekspor Gandum, Begini Dampaknya Bagi Stabilitas Pangan di Dalam Negeri
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat dari CELIOS (Center of Economic and Law Studies) melihat bahwa tantangan pasokan gandum yang terjadi akibat perang Rusia-Ukraina dan larangan India mengekspor gandum akan memberikan risiko bagi stabilitas pangan di Indonesia. Bhima Yudhistira, Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) memaparkan, India merupakan produsen gandum nomor dua terbesar di dunia setelah China dengan kapasitas produksi 107,5 juta ton. Sementara Indonesia mengimpor gandum tiap tahun sebesar 11,7 juta ton atau setara US$3,45 miliar. Angka impornya naik 31,6% dibanding tahun sebelumnya. “Jadi kalau India melakukan proteksionisme dengan larang ekspor gandum, sangat berisiko bagi stabilitas pangan di dalam negeri,” ujar Bhima, Selasa (17/5).