PEMBATASAN IMPOR INDIA - Pada Kamis (3/8/2023), pemerintah India mengumumkan akan membatasi impor laptop, tablet dan komputer pribadi dalam waktu dekat, dengan memberlakukan persyaratan lisensi. Melansir Reuters, ini merupakan sebuah langkah yang dapat memukul Apple, Dell dan Samsung dan memaksa mereka untuk meningkatkan manufaktur lokal. Peraturan saat ini, India mengizinkan perusahaan untuk mengimpor laptop secara bebas. Akan tetapi, peraturan baru mengamanatkan lisensi khusus untuk produk ini serupa dengan pembatasan yang diberlakukan India pada tahun 2020 untuk pengiriman TV yang masuk.
Eksekutif industri mengatakan, adanya peraturan lisensi berarti waktu tunggu yang lama untuk setiap model baru yang mereka luncurkan, dan akan datang menjelang musim perayaan di India ketika penjualan biasanya melonjak. Pemerintah India dalam pemberitahuannya tidak memberikan alasan untuk langkah tersebut. Namun, pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi telah mempromosikan manufaktur lokal dan mencegah impor di bawah rencana "Make in India". Impor elektronik India, yang meliputi laptop, tablet, dan komputer pribadi, nilainya mencapai US$ 19,7 miliar pada periode April hingga Juni. Angka ini naik 6,25% tahun ke tahun. Firma riset Counterpoint memperkirakan pasar laptop dan komputer pribadi India bernilai US$ 8 miliar per tahun, di mana dua pertiga di antaranya diimpor. "Maksudnya tampaknya adalah menggantikan barang-barang tertentu yang banyak diimpor," kata ekonom Emkay Global Madhavi Arora. Apple, Dell dan Samsung tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Mereka, bersama dengan Acer, LG Electronics, Lenovo dan HP Inc, adalah beberapa penjual utama laptop di pasar India. Sumber pemerintah, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada wartawan pengiriman yang telah dipesan akan diizinkan masuk meski tanpa lisensi hingga 31 Agustus. Langkah tersebut diharapkan menguntungkan produsen kontrak seperti Dixon Technologies, yang sahamnya naik lebih dari 7% karena berita tersebut. "Semangat langkah itu adalah untuk mendorong manufaktur ke India," kata Ali Akhtar Jafri, mantan direktur jenderal di badan industri elektronik MAIT. India telah memperpanjang tenggat waktu bagi perusahaan untuk mengajukan skema insentif senilai US$ 2 miliar untuk menarik investasi dalam pembuatan perangkat keras TI. Skema tersebut merupakan kunci ambisi India untuk menjadi pembangkit tenaga listrik dalam rantai pasokan elektronik global, dengan negara tersebut menargetkan produksi tahunan senilai US$ 300 miliar pada tahun 2026.
Negara ini telah memberlakukan tarif tinggi di masa lalu pada produk-produk seperti ponsel untuk mengkatalisasi produksi dalam negeri. Fokus pada masalah keamanan Menurut sumber dari pemerintah India lainnya, selain meningkatkan manufaktur lokal, langkah pemerintah ini ditujukan untuk membatasi pasokan dari China, karena memiliki masalah keamanan dari produk tersebut. Pembatasan itu akan membantu India mengimpor perangkat keras semacam itu hanya dari "mitra tepercaya".
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie