India mempertimbangkan kenaikan bea impor baja untuk menopang kurs rupee



KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Kementerian baja India mengusulkan kenaikan bea masuk impor efektif untuk produk baja menjadi 15% dari tarif saat ini yang berkisar antara 5% hingga 12,5%.

Berdasarkan dua sumber Reuters, usulan ini merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk memangkas impor yang kurang diperlukan. Ini adalah langkah India untuk menyumbat aliran dollar yang keluar serta menekan nilai tukar rupee hingga melemah 12% sejak awal tahun. 

"Target lebih luas adalah untuk menyeimbangkan neraca perdagangan. Tapi kami akan mendorong Make in India lewat produksi baja domestik,"kata sumber Reuters, Rabu (19/9).


Tapi, belum ada kepastian rencana ini akan benar-benar berlaku. Sementara kementerian perdagangan dan baja belum berkomentar atas kabar ini.

Pada periode April-Juni 2018, India menjadi pengimpor bersih baja untuk pertama kalinya dalam dua tahun. Artinya, baja yang masuk dari luar negeri lebih besar daripada ekspor baja India.

Pasokan baja impor mencapai 2,1 juta ton, naik 15% dari periode yang sama tahun lalu.

Pada tahun finansial 2017-2018 yang berakhir Maret, India mengimpor 8,4 juta ton baja. Dari total tersebut, 45% baja berasal dari Jepang dan Korea Selatan. India memiliki kesepakatan perdagangan bebas dengan kedua negara ini.

Tarif baru ini kemungkinan tidak akan berlaku bagi Asia Utara, tapi pemasok lain seperti China, Afrika Selatan, Malaysia, Rusia dan Indonesia.

Selain baja, India juga mempertimbangkan bea impor untuk produk pertanian dalam beberapa bulan ke depan. Pemerintah juga berniat menekan impor emas dan produk elektronik.

Asal tahu saja, India adalah pembeli emas terbesar kedua setelah China. Impor emas India bulan Agustus naik lebih dari 90% menjadi US$ 3,64 miliar.

Editor: Wahyu T.Rahmawati